57. Segenggam Izin

2024 Kata

Hari ini Mas Rifqi datang ke rumah. Dia datang pukul setengah tujuh malam yang kemudian langsung disambut baik oleh Papa dan Mama. Sekalipun sambutan mereka masih sekadar basa-basi saja, aku sudah cukup senang. Memang baiknya begitu, karena tidak mungkin sekali datang langsung sok akrab. Awal dia datang, semua berjalan normal. Obrolannya pun standar, belum menjurus ke hal yang memang harus dituju. Aku pun masih ikut menemuinya dan ngobrol sana-sini dengan tema yang cukup ringan. Sebenarnya, Mas Rifqi ke sini juga belum mau melamar. Ini dugaanku saja. Sepertinya datang kali ini lebih ke ‘pemanasan’ sekalian minta izin untuk membawaku ke Semarang weekend minggu depan. Setelah kami ngobrol banyak via chat, membahas tentang kesesuaian jadwal dan lain-lain, maka minggu depanlah waktu yang te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN