“Kemarin ngobrol apa aja sama Ibu, Shen?” tanya Mas Rifqi ketika malam itu dia mengajakku keluar. Anggap saja, ini adalah kencan pertama sejak kami saling mengungkapkan perasaan masing-masing.
Sebelum keluar, Mas Rifqi menjemputku di depan pintu apartemen. Kebetulan, aku memang sedang di apartemen sejak siang. Malam ini sepertinya aku akan menginap di sana. Kebetulan, Papa dan Mama sedang ada acara di luar kota. Aku malas pulang karena toh di rumah juga sendirian.
Aku sudah izin mereka soal ini. Mereka mengizinkan karena ada Mas Rifqi yang tinggal bertetangga denganku. Sebenarnya, dari sini saja sudah jelas kalau kedua orang tuaku kemungkinan besar sudah kasih restu. Tinggal Mas Rifqi saja yang harus segera datang ke rumah dan bicara enam mata dengan mereka.
“Enggak banyak, sih, Mas. Mo
