Bab 69. Flashback. Pandangan Pertama

1996 Kata

*Flashback* Pagi yang cerah seperti biasanya, secerah harapan yang tidak pernah putus dari doa yang ia panjatkan siang dan malam. Hari-harinya tetap menyenangkan meski ia lalui seorang diri. Awalnya, dirinya sempat merasa tertekan, seperti manusia yang tidak punya semangat hidup lagi. Namun, petunjuk dari Allah dan juga perhatian dari keluarga almarhum kedua orang tuanya membangkitkan semangat dan harapan hidup seorang Ayesha Syaquilla. “Itu dia Ustadzah. Ustadzah?!” “Ustadzah, kami di sini!” Teriakan anak-anak memanggil namanya, ia menoleh ke belakang sambil tersenyum menatap mereka dari kejauhan. Tanpa mau membalas teriakan mereka, ia menggerakkan anggota tubuh dan berbicara dengan mulut tanpa mengeluarkan suara, seraya mengatakan kalau dia harus ke ruangan Buya Hamzah. Setelah urus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN