Sejak Nisa memberitahu bahwa Khalid akan melamarnya, Ayesha mulai menarik diri. Dia sadar bahwa selama ini dirinya telah terhanyut dalam ambang kemaksiatan. Waktu lalu, Allah Subhanahu wa ta’ala telah memberi peringatan berupa rasa sakit hati yang serupa. Namun, karena Khalid kembali bersikap biasa terhadapnya, Ayesha pun juga sama. Atas dasar professional kerja, ia pikir tidak masalah jika berbincang akrab dengan Khalid. Akan tetapi, keakraban mereka semakin intens hingga ia tidak bisa lagi membedakan mana yang hak dan batil. Ya, dia terlena. Sekarang, tidak lagi. Ayesha mantap ingin menjauh dari Khalid. Lebih tepatnya mungkin menjaga jarak. Selama satu minggu terakhir sejak hari itu, Ayesha menjaga jarak dengan tidak banyak berbicara. Bahkan ia menyuruh guru lain untuk menyampaikan am