“Tuan Abimana? Aduh, maaf. Saya tidak sengaja menyenggol Tuan karena sedikit terburu-buru,” ucap Naura yang membungkukkan dirinya sopan ke arah Abimana. “Tidak, tidak, saya yang minta maaf. Saya yang tidak melihat-lihat saat berjalan. Sekali lagi saya minta maaf.” Abimana menyampaikan permintaan maafnya. Dia yang memang menabrak Naura lebih dulu merasa harus meminta maaf duluan pada wanita yang dia kenal sebagai asisten sahabatnya tersebut. “Ya sudah, bagaimana kalau kita sama-sama saling memaafkan saja, Tuan?” Naura mengajukan penawaran. “Menarik. Saya setuju. Oh, ya. Kalau saya boleh tahu, kamu sedang apa di klinik dokter Faris? Kamu sakit?” Abimana menunjukkan rasa khawatirnya. “Ahaha, tidak, Tuan. Saya di sini karena nenek saya sedang dirawat di sini.” Naura berucap hati-hati. D