Dengan sadar, Stella berusaha mengenyahkan selintas perasaan yang muncul barang sedetik tadi, menampiknya di dalam diamnya, dengan mencari-cari serta mengakumulasi semua kelemahan Rivaldo. Tentu saja berdasarkan versinya sendiri.
“Stella, boleh kukasih pandangan, nggak?” tanya Rivaldo hati-hati, sesaat kemudian.
Stella mengangguk juga meski sebetulnya enggan.
“Menurutku, kamu buat daftar saja nilai plus serta minusnya, bertahan di pekerjaanmu yang sekarang, atau menjalankan impianmu membuka toko online. Dari sana, baru kamu tentukan mana yang lebih baik dan lebih memungkinkan untuk segera dieksekusi. Yang penting Stella, putuskan sesuatu jangan berdasar emosi sesaat,” ucap Rivaldo sabar.
Stella nyaris
