“Ibu... kita cari tempat yang enak untuk ngobrol, ya? Kita ngobrol sepuasnya. Setelah itu, biar Bapak menyusul sama Andrianto. Kita makan bersama ya, dengan Mbak Marshanda juga. Mbak Marshanda ini sangat membantuku selama pencarianku di sini. Dia sudah melebihi... seorang kakak kandung, bagiku,” ucap Stella setulus hati seraya merenggangkan pelukannya kepada Bu Anggraeni. Bu Anggraeni tak mengatakan apa-apa lagi. Semua yang ingin diucapkannya seakan terlupakan. Termasuk bagian di mana dia ingin memastikan bahwa Stella tidak membawa luka batin semasa lahir. Melihat betapa wajah Stella demikian cerah, ditelannya semua kisah lama itu. Marshanda tersenyum dan membisiki Stella, “Ini momen penting. Mbak nggak mau ganggu kebersamaan kalian. Nah, se