“Capek ya, Stella?” tanya Marshanda lembut, setelah mengamati wajah murung Stella. "Sedikit, Mbak," sahut Stella jujur. Jawaban Stella membuat marshanda mengulurkan tangan, mengelus punggung gadis itu. Stella memaksakan sebuah senyum. Dan senyum yang nanggung itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Marshanda paham, betapa tak mudah bagi Stella berlama-lama berada di pasar tradisional ini. “Kita istirahat sebentar, yuk. Kita mampir di lapak sebelah sana. Ada adik kecil bernama Andrianto. Kata penjaga lapak, dia adalah anak dari pemilik lapak. Semoga keceriaan Andrianto bisa menular padamu, ya! Tetap semangat, Stella, besok kita lanjutkan lagi,” imbuh Marshanda pula. Semenjak tadi mereka