"Jangan! Jangan sakiti Mas Harris!" Raisha berteriak menarik kepalan tangan lelaki sangar yang hendak menyerang Harris, hingga bogem mentahnya urung menyentuh calon suaminya itu. "Kau masih belain dia?" sentak lelaki itu keras saat Raisha mencegahnya. "Bagaimana pun, dia calon suamiku! Aku mencintainya!" Harris menatap Raisha. Cinta? Apa benar Raisha mencintainya atau mencintai uangnya? Yang sebenarnya juga tidak seberapa kalau mau dibandingkan dengan para bos tambang atau bos kebun sawit di pulau ini. Kenapa juga Raisha bersikeras mengejarnya sampai seperti ini? "Cih!" Lelaki itu meludah saat mendengar ucapan Raisha, meremehkan apa yang dikatakan wanita itu. "Dia bahkan nggak menganggap kau! Calon suami macam apa? Kau pikir, dia lelaki terbaik? Cinta? Cinta t**i kucing!" "Bukan