Serendipity Girl Bagian Sembilan

930 Kata
Hari ini, di ruang meeting, Atthala sedang melakukan penandatanganan berkas kerjasama bersama dengan Tuan Clauton. Mereka saling berjabat tangan, tanda kesepakatan telah berhasil, setelah benar-benar segalanya selesai, Tuan Clauton pun akhirnya pergi meninggalkan gedung Dekarsa Grup. Seperginya Tuan Clauton, Atthala kembali mengecek data yang sudah di tanda tanganinya dan menelaah setiap bulir perjanjian yang telah mereka sepakati. "Kenzo, kirim data ini pada Fransisca dan tolong dibuatkan salinan semua laporan keuangan dari Serena Grup," titah Atthala. "Baik, Tuan," jawab Kenzo. "Dan jika semuanya sudah selesai, kirim surat elektronik kepada Kantor di Indonesia, agar dibuatkan rincian keseluruhannya. Pendapatan dan pengeluaran dari mereka harus kita periksa kembali," lanjut Atthala sambil menutup berkasnya. "Baik, Tuan," jawab Kenzo. Setelah selesai dengan urusannya, Atthala ke luar dari ruang meeting dan berjalan melewati ruangan para karyawannya yang menunduk memberi hormat dengan ratusan pasang mata terus menatap kagum pada ketampanan pria berwajah Asia itu. Atthala tak menghiraukannya dan hanya berlalu melanjutkan perjalanannya, memasuki ruangannya, lalu menutup pintu. Ia hampiri sebuah rak yang di atasnya berjejer miniatur mobil-mobil sport miliknya lalu memutar salah satu miniatur mobilnya ke arah kiri. Hanya dalam hitungan sepersekian detik, tiba-tiba terdengar suara sesuatu benda yang bergeser. Tepat di belakang lemari itu, sebuah pintu yang disamarkan menjadi lantai perlahan terbuka. Sebuah pintu, menuju markas utama BlackNorth. Atthala berjalan menuruni anak tangga pertama, dan tepat saat ia menginjak anak tangga kedua, pintu itu pun otomatis menutup dengan sendirinya ketika sensor pada tangga ke dua sudah terinjak oleh Atthala. Mobil miniaturnya pun bergerak dan kembali pada posisinya kembali. Atthala melewati gudang senjata khusus untuk anak buahnya, yang sangat lengkap, lalu masuk ke dalam ruang utama. "Bos, kau mengubah markas kita," ujar Kevin merasa senang. Atthala hanya melirik dengan satu sudut bibirnya terangkat. "Karena pekerjaan kita kali ini akan memakan banyak waktu di secret room. Jadi ... aku buat tempat ini senyaman mungkin. Karena ada kemungkinan kalian semua akan tidur di sini untuk waktu yang lama " ujar Atthala. "Waah, kau membuat kita melayang dengan perubahan ruang rahasia kita, dan seketika kau menjatuhkan kembali ke bumi dengan kata-kata tajam mu," sindir Kevin. Atthala hanya terdiam sambil memperhatikan Roy yang sedang berusaha memasuki sistem keamanan Big Medical. Roy dengan otak yang sangat jeniusnya berhasil menembus sistem keamanan Big Medical, pria itu pun menekan tombol enter. Atthala menatap layar besar di hadapannya. "Mereka sudah menghapus berkas daftar nama yang mengikuti uji coba vaksin ebola. Aku hanya bisa mengembalikan ini." Roy menekan tombol bertuliskan berikutnya, hingga berkas lain terpampang pada layar besar. "BigMedical memiliki laboratorium yang berstatus BioSafety level empat, yaitu laboratorium yang dibutuhkan untuk pekerjaan, yang berhubungan dengan agen-agen eksotik yang ekstrem dan berbahaya, di mana hal itu memiliki risiko sangat tinggi penyebarannya melalui udara. Staf laboratoriumnya pun memiliki pelatihan khusus dalam menangani hal-hal berbahaya tersebut. Fasilitas laboratorium terisolasi dari tempat-tempat umum. Semua pekerjaan dalam fasilitas ini dilakukan dalam tempat tertutup dan ruang khusus. Pekerjanya memakai pakaian pelindung khusus, lengkap dengan tabung oksigen yang terpisah sendiri," jelas Roy. "Biosafety level empat? Apa saja itu?" tanya James. "Contoh agen biologi kategori level Biosafety level empat antara lain: Ebola, virus Hanta dan virus Lassa," jawab Roy. "Maka dari itu, lab Bigmedical yang di gawangi Benedic bisa mengembangkan virus ebola dan memanipulasi virus tersebut menjadi sangat ganas. virus ebola yang mereka kembangkan menyerang sel imun tubuh yang menyebabkan sistem imun tidak dapat dikendalikan dan memproduksi molekul yang memicu peradangan. Peradangan tersebut memecahkan pembuluh darah yang kecil. Kerusakan pembuluh darah akhirnya menurunkan tekanan darah dan menyebabkan gagalnya organ-organ pada tubuh manusia yang terserang ebola," lanjut Roy. Atthala memperhatikan layar dan mendengarkan Roy dengan seksama. "Bahkan, ketika virus Ebola yang mereka suntikkan pada tubuh manusia yang dijadikan bahan percobaan obat mereka, virus termanipulasi itu dengan cepat membelah diri dan menyebabkan kegagalan organ-organ tubuh mereka. Maksud dari vaksin atau obat yang mereka buat adalah untuk mencegah virus tersebut mempercepat pembelahannya, namun saat vaksin atau obat itu mereka suntikkan pada manusia percobaan, obat itu tak bereaksi apapun. Bahkan Virus Ebola yang sudah terlanjur masuk dengan cepat berkembang dan membelah menjadi ganas. Menyerang organ-organ tubuh dan ...." jelas Roy lagi, terjeda lalu menatap Atthala. "Dan mereka seketika meninggal. Bahkan Benedic dengan bantuan RedHole meminta pada salah satu rumah sakit yang juga bekerja sama dengan RedHole untuk menutupi kasus tersebut dengan mengatakan serangan jantung, dan menolak melakukan otopsi. Aku mencurigai ada yang salah dengan kematian Ana ketika dari mata, hidung, telinga dan mulutnya mengeluarkan darah. Bahkan kami sekeluarga hanya melihat jasad Ana dari balik kaca, dan tidak diperbolehkan masuk oleh petugas kesehatan," lanjut Atthala. "Lalu ... bagaimana kalian memakamkan Ana?" tanya James penasaran. "Ana dimakamkan layaknya hewan oleh mereka. Bahkan kami keluarganya pun tidak diperbolehkan mendekat, saat pemakaman berlangsung. Ibu sudah tak sanggup lagi melihat pemakamannya. Ayahku ingin menuntut rumah sakit terkait, namun karena kejadiannya di luar Indonesia, Ayahku kalah mengajukan tuntutan. Maka dari itu, Aku memaksa untuk tinggal di sini dan menjadi warga negara Amerika untuk menyelidiki dan membalas rasa sakit hati aku dan keluargaki," jelas Atthala dengan rahang mengeras. "Harapan kita satu-satunya hanya pada Ara, dengan melindungi dia, kita dapat melindungi bukti yang selama ini kita cari. Dan, aku sudah putuskan, akan menikahinya, demi keberhasilan misi kita," lanjut Atthala lagi. "Apa kau sudah jatuh cinta padanya?" tanya Kevin, yang sangat mengetahui, jika Atthala paling tidak bisa mempermainkan wanita. "Aku akan berusaha mencintainya." "Kau benar-benar seorang kakak yang hebat, Atthala. Jika Ana masih hidup, aku yakin Ana akan bangga padamu," ujar James. "Aku akan membantumu dalam misi ini. Dan aku yakin, anak buah BlackNorth siap mati demi tercapainya misi kita " ujar Roy. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN