“Terima kasih sudah mengantarkan Matilda ke sini,” kata Bryan dengan helaan lega. Juga secangkir Caramel Machiatto yang sengaja dipesan di restoran hotelnya. “Aku tak menyangka putriku bertemu denganmu.” Harvey mengibas pelan. “Santai saja.” Ia menatap cangkir bagiannya yang dihias cream berbentuk angsa. “Katakan pada baristanya, aku lebih menyukai panda.” Terang saja ucapan Harvey barusan mengundang tawa Bryan. Pria itu sampai mengusap sudut matanya yang sedikit basah air mata. “Baiklah, akan kusampaikan pesanmu nanti. Jika kau berkata demikian, bisa kuasumsi … kau akan berkunjung lagi ke sini?” “Aku tak punya urusan di sini. Urusanku sudah selesai begitu putrimu yang manis dan santun itu masuk ke ruanganmu.” Harvey menyesap sedikit. Membiarkan hiasan creamer itu rusak kala ia merasaka