Kujatuhkan tubuh ini di atas ranjang. Meski kondisi badan belum fit sepenuhnya, tapi rasa kesal itu tak pernah mau hilang dari dalam diriku. Kusesap teh hangat yang baru saja aku buat. Hari ini aku memang berencana tidak masuk kerja. Tubuhku masih lemah hanya untuk pergi keluar rumah. Daripada nanti aku merepotkan Tari andai kembali sakit, lebih baik aku istirahat saja sementara di rumah. Sampai aku kembali sehat. Suhu badanku sudah turun sebenarnya sejak dokter menyuntikkan aku obat kemarin. Mengingat bagaimana satu hari kemarin aku yang tergolek lemah tak berdaya membuatku benar-benar menjadi perempuan lemah. Aku harus bagaimana sekarang? Tidak mungkin juga aku tetap berada di sini bersama Restu jika rasa benciku padanya saja semakin bertambah. Tak hanya tubuh ini yang sakit tapi hatik