"Udah?" "Udaaaaaaah!" Perjalanan pulang kembali ke tempat tinggal masing-masing dimulai. Liburan singkat di Puncak cukup dinikmati. Meski memang hanya sebentar. Suasana mobil sempat hening sampai akhirnya Ammar memutar musik. "Mar!" "Heum?" "Lo di kampung, ada mobil gak?" "Mobil truk." "Ya ampun, Maaarr!" Ammar terkekeh. "Mobil yang kayak gini, keluarga gue gak merasa perlu." "Tapi lo emangnya gak kepengen?" "Ya mau sih. Tapi yaa lo tahu lah." Siapa pun tahu ke arah mana ujung dari pembicaraan ini. Upik menoleh ke arah Nabila. Chayra juga sama. Satu misi mereka belum jalan. Apa? Mencoba mengubah pikiran Ammar. Meski sulit. Tak ada yang bisa menggerakkan hati manusia kecuali Tuhan kan? "Mar!" Ammar hanya berdeham. "Coba deh lo pikir jalan hidup lo sekarang." Yang lain menyim