Rainy 36

3514 Kata

Pandangan Yana tak beralih dari jendela. Sejak bangun ia selalu menatap benda bening itu. Dari tempatnya, tak ada yang bisa Yana lihat selain langit di luar sana. Satu bulir bening mengalir begitu saja dari matanya. Tak ada pergerakan dari Yana untuk menghapus sisa air matanya. Ia masih di posisinya, nyaris seperti patung. Lalu bulir bening lainnya ikut mengalir. Terdengar bunyi pintu yang terbuka. "Yana..." Yana menoleh lalu tersenyum tipis. Rayga mendekat kemudian berdiri di sisi kiri Yana. Entah bagaimana Rayga bisa masuk karena Yana sudah berpesan pada ibunya untuk tidak membiarkan siapapun masuk ke dalam ruangannya. Yana tidak ingin menerima tamu, siapapun itu. Bahkan Bram tak diizinkannya masuk. Entah apa yang keluarganya akan pikirkan atas sikapnya itu, Yana tak perduli. Kem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN