Alice tersenyum, dia yakin dibalik dinding ini pasti ada sumber air. Tetapi dia sedikit bingung, bagaimana cara menghancurkan dinding yang sangat keras ini. Di tambah lengan kirinya masih terluka karena terkena anak panah. Alice meringis melihat lukanya yang hanya dia balut dengan kain kassa yang kini sudah penuh dengan darahnya. Alice pun memilih duduk bersandar di dinding itu, setidaknya rasa dingin dinding itu membuatnya tidak begitu terasa panas karena semburan api yang dikeluarkan patung-patung itu. Alice membuka perbannya dan mengambil sebuah botol kaca berisi bubuk bewarna coklat. Alice membaca tulisan yang ada di botol itu. “Kizu” ucap Alice. “Ini pasti obat luka. Semoga saja ini bisa menghentikan darah yang terus mengalir” ucap Alice. Alice membuka tutup botol itu. Baru saja t