Pasar Malam

1077 Kata
"Hahhhhhh," Xue Mingyan menghela napasnya lelah. Dari sore sampai sekarang dia masih membersihkan Pavilliunnya. Awalnya hanya akan membersihkan kamar tidurnya saja, tetapi karena dirinya tidak terbiasa dengan pekerjaan setengah setengah akhirnya Xue Mingyan membersihkan semuanya. berrrrrrkkkk Xue Mingyan memegang perutnya yang berbunyi, dia baru menyadari jika dirinya belum makan apapun dari siang. "Hemm biasanya waktu seperti ini selalu ada yang mengantarkan makan malam untukku," tebak Xue Mingyan. Seingatnya, setiap pagi siang dan malam selalu ada seorang pelayan yang mengantarkan makanan untuknya. Dan benar, baru saja memikirkannya ada seorang pelayan masuk ke dalam paviliun untuk mengantarkan makan malam Xue Mingyan. "Nona, aku letakan makan malammu di sini," ucap pelayan itu sambil menahan senyumnya. Xue Mingyan mengernyit heran mendengar  nada bicara pelayan itu. Tanpa menunggu lama, pelayan itu pamit pergi ke luar Pavilliunnya tanpa menghina apapun. "Mencurigakannn," ucap Xue Mingyan setelah melihat gerak gerik aneh dari pelayan yang mengantarkan makan malam untuknya. Dia merasa aneh, di dalam ingatan pemilik tubuh aslinya setiap pelayan yang mengantarkan makanan untuknya selalu merendahkan dan menghinanya terlebih dahulu. Akan tetapi sekarang, pelayan itu berlalu pergi tanpa mencaci maki dirinya. Tanpa menunggu lama Xue Mingyan menghampiri makanan yang pelayan tadi bawa, dan langsung membuka penutupnya. Dengan cepat dirinya mundur ke belakang ketika melihat di nampang piringnya itu ada seekor ular. "Seperti yang kupikirkan, dia tidak menghinaku karena mengira pasti aku akan mati karena ular ini," gerutunya kesal. Xue Mingyan tersenyum sinis, sudah lama sekali dia tidak bermain hal ekstrim seperti ini. "Baiklah, let's play the game." ucap Xue Mingyan senang. Ular itu langsung melompat akan menyerangnya, tetapi dengan cepat tangannya langsung mengambil jepit rambut yang dia gunakan dan langsung mengayunkannya pada ular itu. Craaassshhh Dengan satu kali tebasan, tubuh ular itu terbagi menjadi dua dan langsung mati dibuatnya. "Huuh membosankan, kenapa dia langsung mati sih ..." keluh Xue Mingyan. Dia masih belum cukup puas bermain. Tetapi kemudian perutnya berbunyi kembali. Xue Mingyan mendekati meja untuk melihat makanan seperti apa yang dibawakan oleh pelayan tadi. Dan tepat seperti dugaannya, pelayan itu membawakan sepoting roti yang telah mengeras dan air mentah yang  cukup bau. Xue Mingyan menggertakan giginya, kekesalannya ini membuat dirinya menjadi lebih semangat untuk membalaskan dendamnya. "Lihat saja nanti, aku akan membalaskan apa yang kalian lakukan pada sekarang!" tekad Xue Mingyan. Akan tetapi sebelum itu dia berpikir bagaimana caranya agar dirinya malam ini tidak berpuasa. Karena kelemahan utamanya sebelum memasuki tubuh ini adalah dirinya yang tidak kuat menahan lapar. Mungkin untuk saat ini Xue Mingyan masih kuat karena pemilik tubuh asli sudah terbiasa dengan tidak makan sama sekali selama seharian, tetapi jiwa yang memasuki tubuhnya tidak! Dia tidak kuat menahan rasa lapar. Tiba tiba terlintas di benaknya untuk pergi ke luar malam ini. "Benar juga, aku akan pergi keluar untuk mencari makanan dan tentunya menafkahi diriku sendiri," cetus Xue Mingyan senang. Dirinya bergegas ke lemari pakaiannya. Tadinya dia menginginkan pakaian pria, tetapi usahanya sia sia. Dia hanya menemukan 3 jenis pakaian wanita di  lemarinya. Jadi Xue Mingyan memutuskan untuk memakai pakaian terlusuhnya untuk keluar. Sesaat dia menertawakan dirinya sendiri ketika melihat seluruh pakaian miliknya ini lusuh. "Aihhh benar benar buruk, lihatlah sudah sedikit ditambah lusuh dan kotor lagi," ejek Xue Mingyan pada dirinya sendiri. Dia tidak habis pikir bagaimana seorang 'Nona Besar' memiliki pakaian yang sedikit sekali dan juga sangat lusuh. Bagaimana jika hal ini terdengar sampai Kekaisaran, mungkin nanti akan terjadi p*********n besar besaran untuk Perdana Mentri karena membiarkan Nona besar keluarganya hidup seperti ini. "Aihhh aku ini sedang memikirkan apa sih,"  decak Xue Mingyan bingung. Dia langsung bergegas mengganti pakaiannya tanpa bantuan siapapun. Xue Mingyan agak sedikit kewalahan karena dirinya memakai pakaian itu sendirian. Akan Tetapi setelah perjuangannya selama setengah jam, akhirnya selesai juga dia memakai pakaiannya. Dia berjalan mengendap endap keluar rumah, dia tidak mau orang lain mengetahuinya dan menggagalkan rencananya. "Wahhh indah sekali," puji Xue Mingyan takjub ketika melihat ada pasar malam di sana. Banyak Lampion menyala yang menghiasi seluruh pasar, ditambah banyak pedagang yang berjejeran dipenuhi oleh pembeli. Saat tengah mengagumi pasar malamnya, Xue Mingyan tanpa sengaja mendengar seseorang yang sedang mengadakan kompetisi. "Tuan tuan semua, datang dan saksikanlah pertunjukan luar biasa dari Sang Juara kita, Zhong Lee!" teriak seorang lelaki paruh baya. Semua orang termasuk Xue Mingyan penasaran, perlahan banyak orang yang menghampiri mereka untuk melihat apa yang terjadi. "Lihatlah begitu pintar dan cerdiknya sang master dalam bermain permainan kartu. Sudah banyak orang orang yang kalah darinya," puji Lelaki tadi. "Siapapun yang ingin bermain dengannya datanglah dan tantang dirinya. Siapapun yang menang akan mendapatkan semua harta yang telah dia dapatkan." tambahnya. Orang orang jadi tergiur dengan kemenangan yang akan didapatkan. Banyak yang mengajaknya bermain kartu dan berakhir kalah. 'Hhmm cara yang begitu licik. Merampok uang masyarakat dengan permainannya, aku menyukainya,' sanjung Xue Mingyan di dalam hatinya. Orang orang yang menantangnya sudah kalah bermain dan mereka langsung kehabisan uang karena bertaruh. "Siapa lagi yang ingin bermain kartu dengannya?" tanya lelaki tadi. Tiba tiba terlihat seseorang yang mengangkat tangannya di antara kerumunan orang. "Ada satu penantang lagi, kemarilah," ajak  lelaki itu ketika masih ada yang berani menantangnya. Orang itu adalah Xue Mingyan, dia langsung berjalan ke depan. Semua orang yang melihatnya terheran heran. "Kau ...... apa kau yakin akan menantangnya bermain kartu?" tanya lelaki itu ketika mengetahui dia adalah seorang gadis. "Tentu saja, untuk apa aku maju kemari? atau apakah ada syarat yang tidak mengharuskan seorang wanita ikut?" tanya Xue Mingyan balik sambil tersenyum sinis. "Dia seorang gadis? nyalinya besar juga." "Benar, entah apa yang ada dipikirannya itu. Laki laki yang sering memainkan permainan ini tak mampu, apalagi seorang gadis." Semua orang menggunjingnya, mereka terus saja mempertanyakan Xue Mingyan. "Hahaha, tidak ada hanya saja apa yang ingin kau pertaruhkan?" jawab lelaki itu. "Apa yang akan kudapatkan jika aku memenangkan permainan ini?" tanya Xue Mingyan lagi tanpa menghiraukan pertanyaannya tadi. Laki laki itu kesal, pertanyaannya tadi tidak di pedulikan sama sekali olehnya. "Kauu ....." Lelaki itu tadinya ingin marah pada Xue Mingyan, tetapi sang petarung Zhong Lee sendiri menghentikannya. "Sudahlah, kau tidak perlu marah. Mengenai pertanyaanmu tadi nona, seperti yang dikatakan sebelumnya, aku akan menyerahkan semua harta yang kudapatkan padamu. Tapi aku juga tidak mau rugi, saat aku menang aku akan mendapatkan apa? " tanya Zhong Lee meremehkannya. Xue Mingyan tersenyum sinis melihat kepercayaan diri yang begitu tinggi darinya. "Jika aku kalah, aku akan menyerahkan diriku untukmu. Kau akan menjualku ataupun menjadi simpananmu aku tidak masalah sedikitpun. Semua orang yang ada di sini bisa menjadi saksinya," ujar Xue Mingyan yakin. Semua orang terkejut dengan taruhannya Xue Mingyan, dia benar benar berani sekali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN