4. Terperangkap Hubungan Tanpa Cinta

1259 Kata
Sore itu Cinta sudah berada di rumahnya. Dia menuruti apa kemauan mamanya. Cinta mulai bersiap-siap untuk merias dirinya. Vira datang ke sana karena dia adalah asisten andalan cinta yang ditugaskan untuk membantunya. Hiruk pikuk antusias mereka begitu terasa. Bahkan dekorasi mewah di halaman rumah terlihat bak istana. Lampu yang gemerlap disertai hiasan bunga-bunga nan cantik seharusnya menjadi begitu melegakan hati mereka yang akan bertunangan. Namun yang terjadi sebaliknya. Frans dan Cinta terjebak dalam sebuah hubungan Tanpa Cinta. Mereka benar-benar terpaksa menjalankannya. Hingga di antara mereka terjadi sebuah kesepakatan yang harus mereka patuhi. Karena mereka berharap setelah pertunangan itu tidak akan terjadi sebuah pernikahan. Hal yang berbeda dirasa oleh Cinta yang tengah berhias di dalam kamarnya ditemani Vira dan juga Juliana. Bahkan beberapa kali Cinta menitikkan air mata karena dia merasa benar-benar tidak nyaman dengan kondisi dan situasi saat itu. “Kak Cinta udah dong jangan nangis terus!” Juliana berusaha untuk mengusap air mata yang menetes di pipi Cinta. “Gimana aku nggak kesel coba! Walaupun kesepakatan di antara aku sama si Frans cecunguk itu udah sama-sama deal, tapi rasanya tetap sedih karena berita ini udah menyebar seantero jagat netizen plus enam dua. Ada satu hal lagi yang bikin aku sedih.” Cinta menoleh ke arah Juliana dan berganti menatap ke arah Vira. “Sampai detik ini aku nggak bisa menghubungi Dimitri! Apa mungkin dia benar-benar sudah bisa move on? Apa semudah itu menghapus aku dari benaknya? Aku hanya ingin tahu bagaimana kabarnya. Ini benar-benar membuat aku nelangsa.” Lagi-lagi Cinta menitikkan air matanya. “Saya tahu banget sih Mbak, gimana rasanya jadi Mbak Cinta. Kalau terpaksa kayak gini harusnya nggak usah dilanjutkan. Tapi ....” Vira menjeda bicaranya. “Tapi Mama sama Papa itu merasa aku tuh udah bikin aib buat keluarga ini. Mungkin mereka pikir aku sama Frans melakukan sesuatu hal yang tidak bermoral. Intinya Mereka ingin aku sama Frans tetap melangsungkan pernikahan. Ya, walau mungkin pertunangan ini pun mendadak. Untungnya untuk menuju ke pernikahan masih ada waktu satu tahun lagi. Aku berharap di waktu itu semuanya bisa berubah. Entahlah apa yang terbaik buat aku sekarang akan aku jalani saja. Sulit memang untuk berdamai, tapi karena kesepakatan yang sudah dibuat antara aku sama Si Cecunguk itu, seenggaknya aku bisa bernapas lega.” Cinta berusaha untuk menghidu udara dan berdamai dengan hatinya. *** Tepat pukul 07.00 malam. Tamu undangan mulai banyak berdatangan. Hal itu membuat Cinta semakin gugup dan merasa kalau pertunangan itu seperti benar-benar terjadi dalam rangka menuju sebuah pernikahan. Karena dengan adanya acara tersebut, akan sangat memalukan jika Cinta dan Frans tidak jadi menikah. Hal itu terus menghantui pikiran Cinta yang mulai merasa terbebani dengan pertunangan itu walau kesepakatan sudah dibuat oleh keduanya. ‘Kenapa aku merasa pertolongan ini justru menjadi gerbang awal sebuah pernikahan? Astaga! Nggak deh! Aku nggak mau ya menikah sama pria dingin kayak si Frans!’ ucap Cinta dalam hatinya sembari duduk di depan meja riasnya sendirian. Karena Juliana menemani sang Mama dan Vira sibuk membantu Hanifa. “Cinta, ayo segera turun!” suara Hanifah membuyarkan lamunan Cinta. “I—iya, Ma!” jawab Cinta terbata-bata. Gadis itu enggan untuk hadir dalam acara. Namun dia tidak mau mengecewakan mamanya. Sekaligus kembali menegaskan kepada Frans agar mereka wajib menjalankan kesepakatan bersama. *** Setelah MC acara menyambut semua para tamu undangan dan sambutan kedua belah pihak pun selesai. Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu semua hadirin segera berlangsung. Cinta dan Frans dipanggil untuk maju ke depan dan disaksikan oleh para tamu undangan. Juliana ditugaskan untuk membawa cincin pertunangan kakaknya. Di sana juga hadir Tuan Singgih Antonio dan Hanifah juga Tuan Hutama dan istrinya—Mieke. “Hadirin yang terhormat, di depan kita semua sudah hadir kedua keluarga yang akan menyatukan putra-putri mereka dalam sebuah ikatan pertunangan. Tentunya hari ini malam ini akan menjadi momen spesial yang tidak akan terlupakan oleh kedua belah pihak. Sebelum Frans menyematkan cincin di jari manis Cinta ada beberapa hal yang mungkin menjadi pertanyaan semua hadirin yang ada di sini. Kalau begitu akan saya wakilkan!” ucap MC yang memang dibayar untuk memeriahkan jalannya suasana pertunangan Cinta dan Frans. MC itu berjalan mendekat ke arah Frans sebagai calon tunangan Cinta. Sebenarnya MC akan berbasa-basi agar suasana acara semakin meriah dan geregetan. Itulah mengapa MC harus mempertanyakan beberapa hal yang mungkin juga ada di dalam benak para hadirin. “Frans my Brother! Gimana nih rasanya sebentar lagi mau bertunangan dengan seseorang yang pastinya spesial buat kamu?” tanya MC tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi antara Frans dengan Cinta. “Ya rasanya sulit untuk diungkapkan dan digambarkan!” jawab Frans sembari menatap tajam ke arah Cinta. ‘Sulit untuk diungkapkan karena memang benar-benar kesal dengan kesalahan gue sendiri! Nggak terbayang deh kalau gue harus tunangan sama cewek otoriter kayak si Cinta itu!’ ucap Frans sambil memutar bola matanya. “Sangat sulit diungkapkan karena mungkin terlalu nervous dan deg-degan banget pastinya ya! Tapi tenang aja Brother kita semua mendoakan kalau acara pertunangan ini bakal berjalan lancar sampai hari H nanti,” ucap pembawa acara tersebut. “Amiiin,’ suara para hadirin membahana ke seluruh penjuru ruangan. Pembawa acara tersebut memang ditugaskan untuk mendoakan yang baik-baik demi kelancaran acara sampai hari H. Namun pada kenyataannya kedua mempelai itu sama-sama tidak mau kalau pernikahan mereka berlangsung. ‘Sudah nggak bisa berkata-kata lagi deh! Kalau semua orang mengaminkan apakah takdir juga ikut mengaminkan?’ ucap Cinta yang masih menatap sini ke arah Frans. ‘Ya Tuhan semoga doa mereka nggak terkabul! Bukannya saya nggak mensyukuri nikmat yang selalu Engkau limpahkan dan rahmatkan kepada keluarga saya. Namun kali ini, saya rasa benar-benar tidak ada perasaan apa pun terhadap perempuan yang bernama Cinta yang saat ini ada di hadapan saya, yang sebentar lagi akan saya sematkan cincin di jari manisnya. Ya Tuhan, semoga Bukan dia jodoh saya!’ doa Frans dalam hatinya sebelum acara inti dimulai. “Nah sekarang saya akan berjalan ke arah Mbak Cinta!” MC itu berjalan mendekat ke arah Cinta yang sedari tadi tidak menampakkan senyum sedikit pun. “Bagaimana perasaan Mbak Cinta yang sebentar lagi akan disematkan sebuah cincin berlian dari seorang pria yang menjadi idaman banyak para wanita, Frans Hutama calon pewaris perusahaan keluarga Hutama?” Tanya MC itu tidak jauh berbeda dengan apa yang ditanyakan kepada Frans. “Biasa saja!” Cinta menganggap apa yang akan terjadi itu bukan sesuatu hal yang spesial. Karena memang kenyataannya seperti itu. Ucapan Cinta justru membuat semua mata tertuju padanya. ‘Mampus! Aku memang nggak bisa membohongi diri sendiri kalau harus bilang ini spesial! Tapi kalau kayak gini aku takut nggak dapat restu apa pun dari Mama seumur-umur! Ya sudahlah aku harus menjalankan kesepakatan kalau harus berakting di depan semua orang. Berusaha menggambarkan tentang keseriusan kita,' ucap Cinta dalam hatinya sembari menatap ke arah Frans yang tengah melotot kepadanya. “Ya ... biasa saja karena hubungan aku sama Frans itu udah berjalan lama. Mungkin akan terasa berbeda dan nervous kalau kita dihadapkan sama akad pernikahan. Kalau hanya sekadar pertunangan Saya rasa masih biasa saja!” Cinta berakting berusaha memperjelas perkataannya yang semula. “Oh ... jadi sebenarnya Mbak Cinta ini justru menginginkan sebuah pernikahan yang berlangsung dalam waktu dekat ini, ya?” tanya sang pembawa acara itu dengan polos. ‘Et dah! si Cinta ngomong apaan sih? Bisa-bisanya dia ngomong kayak gitu? Yang ada pernikahan kita justru makin dipercepat bukannya dibatalkan!’ batin Frans sembari melotot tajam ke arah Cinta. ‘’Lah? Kok jadi gini? Mampus deh! Kalau pernikahan ini justru dipercepat gimana dong?’ batin Cinta yang gugup sembari ragu menatap ke arah Frans yang saat ini tatapannya menajam bagai kilatan elang yang mengincar mangsanya ke arah Cinta.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN