Namira awalnya diam mendengarkan penjelasan Bu Alila. Perlahan diamnya mulai dihiasi dengan isakan kecil, yang dalam sekejap berubah menjadi isakan yang lebih besar. Namira menghapus air matanya dengan kasar. Karena air matanya mengalir terus, Namira memutuskan untuk menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Menangis sesenggukan, sebagai perwujudan rasa sedih, lelah, dan kesal mengira-ngira apa yang dilakukan para Oom sampai membuat Kang Cilok yang baik hati tersinggung. Saking sedih dan kesalnya, Namira tak mampu lagi menopang berat badannya sendiri. Ia jatuh terduduh, bersimpuh di lantai, masih sambil menangis keras. Bu Alila mengelus-elus pundak putri sulungnya itu. Kurang mengerti kenapa reaksi anak itu terkesan sedikit berlebihan. Tapi Bu Alila berusaha mema