Fadia membuka matanya, tak sadar jemarinya telah menelusup dan menggoda tubuhnya di beberapa titik, napasnya tersengal. Dia seperti seorang yang bahkan kehabisan napas di ruangan yang cukup luas itu, matanya kemudian menatap ke langit-langit dengan deru napas yang tak seperti biasanya. Suara jerit tertahan persis seperti erangan yang tak bisa dikendalikan, lalu dia merasakan tubuhnya mengejang beberapa detik sebelum lutut itu terasa lemas. Dia tak menyangka apa yang dia lakukan saat ini adalah bentuk rindunya terhadap pria yang pernah tidur bersamanya itu. Sungguh? Apakah dia benar-benar menjadi gadis nakal kini? Dia menetralkan detak jantungnya yang berpacu cepat sebelum keluar dari bath tub dan membilas tubuhnya. Dia mengenakan kimono handuk dan keluar dari kamar mandi, masih tak meny