“Al, bagaimana menurutmu?” Addara meminta pendapat soal penampilannya. “Waw.. Kamu stunning..” Malika memuji Addara. Sahabatnya itu mengenakan little black dress yang membentuk tubuhnya dengan sempurna. Addara terlihat cantik.. “Ini bagus, kamu harus bangkit. Jangan terus berada di apartemen. Mau tidak mau, kalau berdiam diri, akan membuatmu ingat dan sedih. Kita harus banyak beredar..” Malika tertawa. “Temani aku ok?” Addara memamerkan senyum cantiknya. “Pasti.. Urusan makan aku pasti temani!” Malika tergelak sendiri. “Lagipula, periode awal perceraian, ya mungkin satu atau dua bulan pertama, kamu akan banyak merasa gamang. Jadi, jangan banyak tanya kalau aku sering menginap di apartemenmu ok?” Malika merangkul Addara. “Thanks Al.. Kamu memang sahabat terbaikku! Dan my sis