Erik melangkah mendekati Zee, celemek berwana putih itu melekat ditubuh langsing wanitanya, dan rambut panjang itu diikat seperti ekor kuda. Hanya memakai celemek saja, dia sudah terlihat begitu menarik. Erik memeluk tubuh ramping itu dari belakang. Dengan berpelukkan seperti ini membuat perasaanya lebih baik. Terlebih menghirup aroma dia membuat perasaan tenang. Kehangatan yang ia rasakan dapat menenangkan jiwa. “Kamu tahu, betapa beruntungnya aku bisa mengenalmu,” bisik Erik. Erik memutar tubuh dia agar menatapnya, ia pegang bahu itu, “Aku selalu berharap pada alam semesta, suatu saat akan dipertemukan oleh cinta. Semua harapanku terjawab adanya dirimu,” “Kamu adalah orang pertama yang ingin aku lihat ketika aku membuka mata di pagi hari,” “Kamu juga wanita yang aku harapkan untuk