Bab 32

1270 Kata

Ada yang mengganjal di hati Andre. Selama beberapa hari ini, pria itu merenung akan kedekatannya dengan wanita dengan nama depan berarti gula itu. Beberapa kali mereka memang pergi bersama dan kerap bertukar pesan. Tetapi hanya itu. Belum ada tanda-tanda jika Lujeng memiliki perasaan yang sama dengannya. Karena, setelah Andre sadari, Lujeng tidak pernah menghubunginya lebih dulu. Bahkan akhir-akhir ini cenderung menghindar. Seperti saat ia menawari Lujeng untuk pulang atau makan bersama. Dengan segudang alasan, Lujeng menolaknya ajakannya secara halus. “Maaf, Mas, saya harus pulang bantuin Ibu bikin pesanan bolu.” “Maaf, Mas, saya pulang sendiri saja. Lagian saya juga bawa motor. Terima kasih tawarannya.” Apa memang dia belum bisa melupakan Mas Kaivan atau tidak tertarik dengan saya? B

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN