Lujeng merasa canggung harus berjalan bersisian dengan Andre menuju mobil lelaki itu terparkir dan mengutuk dalam hati permintaan tolong terselubung Hendra. Lujeng bukan tidak mengetahui rencana licik sang adik, yang pasti berpikir ingin menjodohkan dirinya dengan dokter Andre. Nggak Andini, nggak Hendra sama-sama kurang ajar! Huh! Rutuk Lujeng dalam hati. Lujeng bukan tidak tertarik ataupun sok jual mahal pada Andre. Wanita itu hanya belum ingin atau mungkin belum bisa membuka hatinya untuk lelaki lain. Untuk sekadar berteman, Lujeng bersedia saja, tapi untuk menjalin hubungan yang lebih serius, rasa-rasanya ia belum berkeinginan untuk itu. “Mbak Lujeng tahu letak warungnya?” tanya Andre setelah sekian lama keduanya saling diam. Mereka sudah tiba di samping mobil lelaki itu, tetapi And