Bab 50 "Mbak." "Hmm …." "Mbak ih," kata Yuda entah sudah keberapa kalinya. Sepertinya dia kesal karena terdengar berdecak setelah kuabaikan. Kupingku panas, sejak tadi lelaki itu terus merecoki saat aku tengah menghias red velvet yang akan kukirim sore ini pada konsumen. Sengaja kubiarkan lelaki itu mengoceh seorang diri, saat dari tadi terus saja memaksaku untuk pergi jalan-jalan malam ini. Padahal dikarenakan banyaknya kerjaan, malas rasanya untuk sekedar melangkahkan kaki keluar dari toko. "Jawab dong, Mbak, jangan diam saja. Aku dari tadi nungguin kamu loh. Bahkan dua hari tidak mampir ke cafe karena aku sibuk bantuin Mbak. Masa begitu aja sampai malas untuk menjawabnya." Sepertinya lelaki itu tidak akan berhenti sebelum aku mengiyakan ajakannya. Kuhela nafas pelan. Aku berb
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari