Bab 20 Apa sebenarnya yang dipikirkan lelaki itu hingga dia berani sekali menyuruhku untuk memasak makanan untuk teman-temannya, yang sama sekali tidak kukenal itu. Ingatanku tertuju pada hutang Mas Agung yang sangat besar. Apakah mereka salah satu teman-teman Mas Agung yang sama-sama tukang judi. Entahlah, tapi sepertinya mereka memang bukan orang baik-baik, terlihat dari cara mereka bertamu, sama sekali tidak menghormati tuan rumah. Mas Agung dan Zahra pun cenderung tidak berbaur dengan mereka di depan dan lebih memilih berdiam diri dalam kamar. Sesuatu hal yang sangat aneh menurutku. Aku menghampiri Adi di kamarnya. anak itu tampak sedang belajar dengan serius. Segera kuhampiri dan duduk di atas ranjangnya yang berwarna biru. "Belum beres belajarnya, Di." "Belum, Bu. Sedikit lagi."