Bab 14 Suara Ayah Mertua yang meninggi membuatnya terbatuk-batuk. Mungkin karena usianya yang sudah tak muda lagi dan sering sakit-sakitan membuat penyakitnya gampang kambuh. Aku bergerak ke dapur dan kembali dengan segelas air minum yang langsung di raih Ayah Mertua. "Makasih, Indi." Aku mengangguk singkat. Kulihat Zahra dan Mas Agung saling berpandangan. Tangan wanita itu bahkan melingkar di lengan Mas Agung yang besar seperti tidak mau lepas. "Ayo, masuk, Sayang." Lelaki itu membawa Zahra duduk di sofa dan mengusap lembut perutnya yang katanya lagi hamil muda tak memperdulikanku yang masih menatapnya geram. Sedangkan Ayah Mertua tampak kesal marah. Hebat sekali panggilannya. Semudah itu Mas Agung melontarkan kata-kata manis di depanku tanpa malu. "Kalian ini tak punya sopan san