Perlahan-lahan kelopak matanya membuka, agak berat tapi Arga berusaha membukanya lebar-lebar sebelum akhirnya dia termenung dalam diam karena merasa tubuhnya berbaring di sebuah benda yang empuk, selain itu matanya pun melihat ke atas, sebuah warna putih terpampang di atas sana, ternyata itu hanyalah sebuah langit-langit ruangan, kemudian pandangannya diturunkan sedikit ke bawah, ada tembok batu-bata yang mengelilingi ruangan ini, dan beberapa benda yang sepertinya merupakan tempat menyimpan barang-barang. Ketika pandangannya terus diarahkan ke sekeliling, akhirnya dia melihat sebuah jendela besar di dekat tempat empuk yang ditidurinya. Jendela itu menunjukkan sebuah bangunan-bangunan yang padat dan suara keramaian di luar sana, terik matahari dan kicauan-kicauan burung turut menghiasi kea