42. Insiden Kaki Terkilir

1230 Kata

Rhea sungguh takjub dengan pemandangan sawah yang sedang dilihatnya. Mungkin selama ini baru sekarang dia menginjakkan kaki di hamparan luas padi yang menghijau. Rhea tidak menyangka jika pemandangan si belakang rumah sang mertua begitu indah menyilaukan mata. "Ini indah sekali, Ma!" puji Rhea dengan kepala sibuk mengamati di sekelilingnya. Angin yang berhembus kencang menerbangkan rambutnya. Hawa yang sejuk menerpa kulit wajahnya. Pantas saja udara di sini sangat dingin. Rupanya area persawahan terbentang luas di belakang rumah penduduk. "Ayo Mbak turun. Mbak Rhea pasti belum pernah bermain lumpur." "Siapa bilang? Dulu waktu kecil kakak sering main lumpur. Tapi di kali bukan di sawah seperti ini." "Di sana juga ada sungainya, Mbak. Airnya sangat jernih. Ayo Mbak Rhea turun. Aku kasih

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN