Hari menjelang malam ketika pada akhirnya Rhea keluar juga dari dalam kamarnya. Itu pun setelah Arni yang meminta karena sang putri tak kunjung keluar sedari sore sepulang dari kerja. Arni tentu saja khawatir dan cemas akan kondisi Rhea dan tak hanya beliau saja yang butuh penjelasan, tapi Deni Purnama pun sama. Ingin mendengar langsung dari mulut putrinya. "Akhirnya kamu mau keluar juga, Re. Jangan buat Ibu khawatir seperti ini padamu." Arni sudah memberondong banyak kata begitu Rhea mengikutinya ke ruang makan. "Aku nggak apa-apa, Bu. Jangan terlalu cemas berlebihan." "Bagaimana ibu tidak cemas melihat wajahmu babak belur seperti itu." "Mana ada babak belur. Hanya luka gores." "Tidak hanya ada satu luka. Tapi beberapa luka seperti bekas cakaran yang menghiasi wajah cantikmu itu." R