Chapter 26

1009 Kata
“Kuharap kau tidak merasa canggung dan baik baik saja berada di sini” yang tiba tiba diajak bicara menengok dengan terkejut hanya untuk menemukan sesosok pria yang selama lima hari kebelakang bersamanya tengah berada di belakangnya dan membawa satu buah keranjang berisikan berbagai macam cemilan. “y-ya, kau baik baik saja” ujar Irene sedikit tergagap. Pandangannya jatuh pada keranjang yang tergantung di lengan si pria, bertanya tanya untuk apa manusia yang satu itu membawa bawa sesuatu yang tidak sesuai dengan persona yang selama ini ia gunakan. Pun, hal remeh seperti itu biasanya akan selalu dititahkan dan dibawa oleh pelayan yang melayani langsung sang pangeran. Irene cukup terkejut ketika melihat Adam membawa bawa keranjang beserta sebuah kain besar dan tebal di tangannya yang satu lagi. “Ah, aku mendengar dari pengawalmu bahwa kau ingin berkeliling dan melihat lihat taman sendirian. Jadi, kurasa piknik di taman bukanlah hal yang buruk” kikuk Adam ketika tahu bahwa gadis dihadapannya itu bertanya tanya mengenai barang barang yang ia bawa. Omong omong, meskipun Irene berkata bahwa ia ingin sendirian dan Aaron membiarkannya pergi, bukan berarti pria yang satu itu melepaskannya begitu saja. Aaron bahkan bisa melihat kejadian yang tengah terjadi ini karena ia terus mengawasi gerak gerik sang putri dari jauh. Tidak dekat namun tidak juga dibilang cukup jauh- Aaron memperhatikan jarak mereka dan kemampuan kakinya berlari kalau kalau ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Di sisi lain, Irene yang niat sebenarnya bukan hanya untuk melihat lihat mengulas senyum tipis ketika mendengar proses pendekatan yang Adam coba lakukan padanya. Tak bisa menolak, akhirnya Irene hanya mengangguk pelan kemudian mengikuti kemana Adam membawanya untuk piknik piknikan yang dibuat di taman halaman istana Velvetenus itu. Si gadis berambut emas itu nampak menggumamkan ucapan terima kasih pelan ketika pria yang berstatus tunangannya itu selesai menggelar kain untuk menjadi tempat duduk mereka. Jemari lentiknya ikut membantu pria yang tujuh tahun lebih muda itu untuk mengeluarkan makanan mereka satu persatu dari keranjang. Sebenarnya, niat utama gadis itu untuk keluar dari kamar tamunya dan mencoba berkeliling bukanlah terbiasa dengan wilayah calon pasangannya itu atau sekedar memanjakan mata dengan indahnya taman yang ada di istana itu, melainkan untuk mencari keberadaan gadis berambut cokelat ikal yang ia lihat kemarin malam ketika sampai. Semi yang ia kenal di dalam mimpi adalah Semi si pendekar. Jika gadis yang ia lihat kemarin adalah orang yang sama dengan yang ada di mimpinya, maka sudah bisa dipastikan bahwa Semi adalah pendekar milik kerajaan Velvetenus. Mengingat bagaimana mereka mengawal langsung carriage yang ditumpangi Irene dan Adam hingga sampai di gerbang istana. Dan jika begitu, maka besar kemungkinan gadis itu berada di tempat yang sama dengannya- yaitu area kerajaan karena para pendekar hingga pengawal biasanya berlatih di area pelatihan kerajaan, sama seperti apa yang dilakukan jenis orang yang sama di kerajaan Addervateh. Namun belum sempat ia bertemu, Irene malah direcoki oleh Adam yang tahu tahu mengide sekali agar keduanya melakukan piknik. Hahhh.. sejujurnya, gadis yang satu ini pun bingung jika mereka bertemu nanti. Akan sangat sulit untuk keduanya bertemu benar benar hanya berdua tanpa ada mata lagi yang memperhatikan. Lalu, keduanya harus memiliki alibi yang kuat jika suatu saat nanti pertemuan keduanya dipertanyakan oleh banyak pihak. Harus mengatakan apa Irene? Mereka kawan di satu mimpi? Puncak komedi sekali. “Kau tidak kelelahan?? Haruskah aku panggilkan dokter?” tanya Adam yang cukup khawatir dengan kondisi Irene saat ini. Memang tak bohong bahwa Irene tidak merasa tubuhnya bugar saat ini. Perjalanan yang tidak mulus selama lima hari tentu saja membuat tubuhnya berteriak ingin istirahat. Seharusnya, Irene lebih baik berdiam diri di kamarnya saja seharian ini seperti apa yang di sarankan oleh ayah dan ibu dari Adam. Hal ini pula lah yang menjadi alasan mengenai kenapa gadis itu tidak juga kunjung ‘turun’ ke masyarakat seperti apa yang ia rencanakan hampir satu minggu yang lalu. Rencana yang membuat tekanan darah sayang ayah meninggi itu. ``tak perlu” ujar Irene menenangkan. “Nanti malam tertidur pun sepertiya energi ku sudah bisa kembali pulih” “Ah, apakah disini selalu sesepi ini??” “??aku tak tahu bagaimana kadar sepi menurutmu, tapi ya.. kurasa setiap hari seperti ini” bingung Adam sembari menggaruk batang hidungnya pelan. “malah kurasa, istanamu lebih sepi dibandingkan disini” Ah.. sebenarnya memang betul. Jumlah pelayan yang ada di istana milik keluarga Irene memang dalam sekali lihat sudah jelas bahwa lebih sedikit dibandingkan istana keluarga Adam. Tapi, bukan itu maksud dari pancingan Irene. “Hm.. biasanya di istanaku, Aaron beserta anak buahnya sering latihan. Jadi tanpa melihat pun, aku terkadang mendengar celotehan atau perintah galak Aaron atau minimal suara suara dari pedang yang beradu. Jadi meksipun jumlah manusia di istanaku sedikit, rasanya tidak sesepi ini” ya. Tujuan utama dari segala pembicaraan basa basi ini tak lain tak bukan tentu saja untuk mencari Semi. “Ah.. beberapa hari yang lalu aku mendengar kabar bahwa orang orang ku terlibat masalah dengan orang orang milik salah satu bangsawan. Entah pihak siapa yang terkena hukuman –yang aku yakin bukanlah orang orang ku-, tapi yang pasti, karena bangsawan itu masih ada keperluan politik disini, mereka jadi berlatih di area yang lebih jauh dari area berlatih yang sebenarnya” jawab Adam. “jika kau kesepian, aku bisa terus menemanimu dan mengajakmu bicara” ujarnya kepedean karena mengira Irene berujar seperti itu untuk terus berada di sampingnya. Jenaka sekali. “Tidak perlu” tolak Irene langsung dengan menyakitkan namun ditambah kekehan di akhir. “aku tahu kau pasti sibuk dengan urusan politik. Tak dapat dihindari karena kau lah pewaris tahtanya. Kau bisa menemaniku untuk keluar istana jika kau tak keberatan. Jika di lingkungan istana, aku bisa berkeliling atau mengajak Aaron hingga pelayan di kamarku untuk berbicang. Maafkan aku jika kedatanganku kemari terlalu mendadak dan menyusahkan dirimu” Adam yang mendengar hal itu sibuk dengan berbagai macam lontaran bahwa ia sama sekali tak merasa disusahkan dan sama sekali tidak keberatan untuk mengantar sang Irene Juventus jika ingin bermain diluar istana, sedangkan orang yang diajaknya bicara terus membuat rencana bagaimana bisa bertemu dengan sosok yang ia cari cari. Oh tunggu- sepertinya dia punya ide??
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN