Chapter 25

1033 Kata
Apakah akan semudah itu mendapatkan izin meskipun si pemilik tubuh menyetujui, bahkan antusias dengan ide yang ia gamblang suarakan?? Oh tentu saja tidak. Adam tak tahu apa yang ada di pikiran calon mertuanya itu, tapi yang pasti, mungkin tingkat ketidaksukaan beliau kepadanya naik beberapa persen. Berbagai macam alasan dikeluarkan oleh beliau, mulai dari yang membujuk hingga memerintah, namun tak ada satupun yang dilakui oleh anak gadis satu satunya ini. Sedangkan di sisi Irene, gadis itu menganggap kejadian kali ini adalah celah- adalah peluang untuk dirinya bisa mengenal dunia lebih jauh, tidak melulu terperangkap dalam sangkar emas hingga menjadi bodoh karena tak tahu apa apa. Anggap saja ia tengah memperalat Adam untuk keinginannya yang sulit dikabulkan ini. Bagaimana tidak, perjalanan dari Adderaveth menuju Velvetenus bisa memakan waktu paling lama satu minggu jika memang mereka banyak berhenti dan terjadi kendala di tengah jalan- mengalami sesuatu yang tidak diinginkan. Pun, ketika sudah sampai, Irene tak akan mungkin hanya satu dua hari disana karena tubuh mereka nantinya akan kelelahan jika menempuh jarak panjang lalu hanya beristirahat sebentar. Sudah pasti Irene kemungkinan akan berdiam di negeri Velvetenus paling sebentar satu minggu. Jadi, proses dari berangkat hingga sampai kembali ke area kerajaan Adderaveth sekitar kurang lebih tiga minggu. Adam pun yang tahu kekhawatiran pria paruh baya itu mengajukan diri bahwa selain Aaron, ialah yang akan mengescort gadis itu langsung dibawah tanggung jawabnya. Pun, ditengah perjalanan, Adam memastikan bahwa mereka menginap di penginapan yang layak dan memakan sesuatu yang layak. Adam pun memastikan bahwa setiap orang yang akan ia temui di sepanjang perjalanan tak akan melakukan sesuatu yang buruk kepada sang putri- misalnya meracuni makanan mereka atau sebagainya-, karena sebelum sang putri, puluhan pengawal hingga Adam sendiri lah yang akan merasakannya lebih dahulu. Jadi, setelah perdebatan yang cukup alot, Irene akhirnya diizinkan oleh sang ayah berkelana menuju kediaman Adam- yaitu negara Velvetenus dengan catatan Irene membawa Aaron –ini tentu saja-, pun dengan belasan anak buah Aaron lainnya. Jangan lupakan bahwa Adam pun kemari membawa pengawalnya sendiri. Jadi, total sepasang tunangan itu pergi dari sana bisa mencapai puluhan orang karena banyaknya pengawal. Akhirnya, pagi hari esoknya, belasan carraige berangkat dari gerbang kerajaan Adderaveth untuk pergi meninggalkan negeri ini sementara. Pun beberapa pengawal lainnya, seperti Aaron dan pengawal pribadi Adam memilih untuk selalu di atas kuda mereka hingga bisa berjalan disamping Carriage yang berisikan tuan mereka jaga jaga jika ada seseorang menyerang dari samping dan depan. Setelah perjalanan yang sangattt sangat sangat panjang, meskipun nyatanya memakan waktu dua hari lebih cepat dari perkiraan, Irene akhirnya sampai juga di gerbang masuk negeri Velvetenus setelah berkali kali turun berhenti di tengah jalan karena satu dua hal. Jujur saja, bukan hanya fisiknya yang ia rasa tidak stabil, mentalnya pun serasa seperti itu. Bertahun tahun terkurung di rumahnya sendiri, menjadi alasan bahwa tubuhnya mau tidak mau tidak terbiasa dengan hal hal yang ia lakukan saat ini. Tapi yah.. menderita sedikit demi nantinya ia lebih bebas memilih pendapat sepertinya lebih menyenangkan jika dijadikan keputusan. Riuh sorak sorai terdengar bahkan sebelum kereta kencananya benar benar menginjakkan kaki di tanah yang di cap sebagai wilayah kekuasaan Velvetenus itu. Penasaran dengan hal apa yang terdengar bak kericuhan itu, Irene sedikit membuka tirai yang biasa ia gunakan untuk menutupi jendela pada malam hari. Kepalanya hanya bergerak sedikit dan ia hanya menyelipkan bagian matanya saja untuk melihat apa yang tengah terjadi di luar, membuat Adam yang ada di dalam satu cariage bersamanya nampak menahan gemas melihat kelakuan gadis berusia tiga puluh tahun itu. Benar tidak sih gadis ini tiga puluh tahun?? Gadis ini tujuh tahun lebih tua darinya?? Rasanya ia malah seperti bocah puber belasan tahun yang ingin mencari tahu dunia yang sebenarnya. Irene yang mengintip dari balik tirai kini nampak menarik nafasnya takjub ketika tahun ratusan orang berkerumun di sisi kanan dan kiri jalan ketika selangkah ia masuk kedalam gerbang. Hah?? Apakah orang orang ini menyambutnya?? Ada apa ini? Kenapa mereka begitu hangat padanya?? Apakah karena ia tunangan Adam?? Ah.. ternyata tidak. Tidak semua orang menyambutnya dengan hangat. Irene terkekeh kecil ketika ia bisa menemukan beberapa gadis yang menatap carriage yang mengangkutnya ini dengan pandangan sebal. Sepertinya mereka gadis gadis yang mendambakan cinta Adam. Duh, anak kecil. Silahkan ambil bocah yang satu itu jika kalian mau. Irene hanya menggunakannya sebagai tameng untuk mendapatkan izin dari sang ayah tentang hal hal yang diinginkannya, kok. Jika nanti semua keinginannya sudah terpenuhi, Irene akan pergi dari hidup Adam dan kalian boleh mencari muka untuk mendapatkan hati bocah dua puluh tiga tahun itu. Disisi lain, Semi dan anak buahnya yang lain, yang ditugaskan untuk menyambut dan mengawal yang mulia pangeran Adam bersama tunangannya yang baru saja datang tahu dengan jelas bahwa ada siapa didalam kereta kencana yang kini tengah melaju di belakangnya. Semi dan anak buahnya memang mengawal langsung di depan karena di belakang sudah penuh dengan para prajurit dari pihak tuan putri tunangannya Adam. Hahh.. apakah benar ia akan bertemu dengan gadis berambut emas yang selalu ada di dalam mimpinya itu?? Semi tak tahu apakah ada hal lain yang bisa menjadi nyata selain kalung berbandulkan mutiara oranye yang sampai saat ini masih ia pakai –bukannya suka, namun Semi selalu lupa untuk melepasnya dan malah membiarkannya begitu saja-. Di mimpi terakhir mereka, Semi yang bertanya apakah gadis itu merupakan Irene Judasquith dari negeri Adderaveth, yang rumor rumornya berkata bahwa ia tunangan Adam Garret, yaitu putra dari raja dan ratu di negeri Velvetenus- bukannya Irene menjawab, namun sebuah cahaya putih seakan membutakan mata mereka, lalu tiba tiba ia sudah kembali ke alam nyata. Kala itu pagi sudah mulai melakukan aktifitasnya. Dan jika ketika ia melihat siapa yang sebenarnya berada di dalam sana, dan apakah ia benar benar Irene yang ia kenal dari alam mimpi- maka Semi akan benar benar mengusut perihal permimpian ini dengan serius. Benang merah yang menyatukan keduanya sudah pasti bagian dari masa lalu yang ia lupakan. Jadi, kala semuanya sudah sampai di halaman istana, semua prajurit berdiri sigap di kanan dan kiri jalan, sedangkan Adam menjulurkan lengannya dengan maksud membantu Irene turun, Semi tahu bahwa ia benar benar mengenali si rambut emas yang satu itu. Pun, bukan hanya Semi yang diam diam terkejut, Irene pun begitu ketika melihat wajah dan perawakan yang amat sangat familiar dalam hidupnya itu. Semi. Semi Maximilan. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN