Chapter 28

1026 Kata
Matanya terbelalak dengan terkejut ketika alam bawah sadarnya menariknya langsung ke alam nyata. Kepalanya sakit parah ketika si pemilik tubuh langsung bangun tanpa memberi jeda ketika otaknya baru saja mengirim sinyal bahwa tubuh yang satu ini baru saja tersadar dari tidurnya. Suara suara yang tidak ia kenali muncul dari sebuah benda persegi panjang kecil yang terdapat di nakas samping kasurnya, sebuah benda yang juga tidak ia kenali dan tidak tahu harus berbuat apa pada benda tersebut. Bangkit dari posisi tidurnya, gadis yang satu itu sedikit mengulet untuk merengganggkan badannya, pun satu kuap nampak terlihat sebelum ia menggaruk rambutnya pelan. Ia mencoba bangkit untuk masuk ke kamar mandi, menyelesaikan urusan pribadinya sebelum keluar dari sana untuk masuk ke dapur dan melihat lihat rak yang seharusnya berisikan stok makanan itu. Hampir kosong. Yang tersisa hanyalah beberapa bungkus makanan instan dengan beberapa gelas beras saja. Jika dkira kira, tak semua itu tak akan lebih dari stock untuk makannya seminggu. Wajahnya mendatar, kepalanya mendadak nyeri. Apa yang harus ia lakukan dengan kejadian ini?? Dirinya yang menginginkannya, namun dirinya juga yang tidak yakin dengan bagaimana menjalaninya. Gadis itu hanya tidak tahu bahwa apa yang akan ia jalani kini seratus delapan puluh derajat berbalik dengan apa yang ia jalani dahulu. Semuanya berbeda, baik entitas hidup maupun mati. Baik yang kemungkinan akan ia gunakan maupun tidak. Semuanya asing, ia harus bekerja keras untuk terbiasa dengan hal ini jika memang mau keluar dari rumah dan hidup bebas layaknya manusia pada umumnya. Ding dong.. Suara dari alat asing yang kala itu baru pertama kali ia lihat kembali terdengar. Alat yang sering berbunyi diiringi suara dari entitas lain yang sama seperti dirinya, yang sepertinya memanggil manggil dirinya. Tapi memangnya dia bisa apa?? Yang selama ini ia lakukan hanyalah hidup dengan minim suara, agar orang lain tidak tahu bahwa dirinya ada didalam rumahnya sendiri. Orang lain berpikir bahwa ia tidak ada disana dan tidak dahulu mengganggunya selagi ia membiasakan diri dengan segala hal baru di hidupnya ini. Tangannya membekap mulutnya sendiri. Berusaha tidak bergerak yang takutnya malah tak sengaja menyenggol benda lain dan membuat keributan sampai sampai orang yang sedari tadi memanggilnya itu pergi dari sana dan membiarkannya menghela nafas lega. Merasa sudah tidak ada suara suara lagi, gadis itu akhirnya mulai memasak seadanya untuk mengisi perutnya yang sudah berteriak keroncongan. Karena minimnya asupan di kediamannya ini, dia jadi membatasi makannya dengan makan sekali sehari, bahkan terkadang dua hari sekali. Ia mencoba memperpanjang waktunya untuk terus diam di rumah ini sampai di titik dimana ia memang diharuskan keluar dari sana, sembari mencari beberapa alasan yang logis mengenai alasan hilangnya dia selama beberapa minggu. Pun, ia mencoba untuk melatih dirinya bersandiwara agar tidak betingkah aneh dan menjadi penyebab orang lain curiga akan dirinya. Sembari menunggu satu gelas beras yang dimasaknya matang, gadis itu terduduk di sebuah sofa dihadapan benda persegi panjang tipis yang sebelumnya belum pernah ia lihat. Beberapa belas hari berada di rumah ini, membuatnya mau tak mau melakukan berbagai macam cara untuk mengetahui benda apa saja yang ada di sana, dan bagaimana cara menggunakannya. Karena itulah, ia berhasil untuk setidaknya hidup disana berbekal bantuan dari alat alat itu. Menyentuh beberapa tombol, akhirnya benda persegi panjang tadi hidup dan menampilkan beberapa gambar yang bergerak dengan tingkat warna yang tinggi, yang awalnya sempat membuatnya pusing tidak mengerti namun kini ia sudah terbiasa. Takut bahwa suara dari benda itu akan terdengar sampai luar, gadis yang sudah tahu beberapa fungsi tombol yang ada di sana mencoba semakin mengecilkan suaranya. Benda persegi panjang inilah yang sedari awal setidaknya banyak membantunya untuk mengerti dunia yang tengah ia tinggali ini. Kilas balik masa lalu- sekitar dua hingga tiga minggu yang lalu jika ia menghitung berdasarkan matahari terbit dan tenggelam- masuk kedalam pikirannya, dimana kala itu ia terbangun di sebuah kasur empuk yang sisi kanan dan kirinya dingin karena tubuh itu nampak tertidur bak kayu alias tidak bergerak sama sekali. Sendi sendirnya nampak nyeri ketika ia mencoba menggerakkan tubuhnya, entah sudah berapa lama tubuh ini tertidur hingga tubuhnya terasa kaku seperti ini. Hal pertama yang ia sadari adalah buncahan benda yang sama sekali tidak ia kenali. Pun jika memang ada yang ia kenali, mulai dari bentuk hingga banyak hal lainnya nampak berbeda dari yang biasanya ia lihat dan gunakan. Situasi dan suasana yang asing membawanya pada pikiran bahwa hal yang menjadi buah atas perlakuannya saat ini masih sangat abu abu. Entah dia yang berhasil keluar dari mulut buaya dan selamat, atau malah naasnya masuk ke kandang singa. Jika diibaratkan, jikalau pun ia bukan memasuki kandang singa, ia bisa tetap mati jika tanpa persiapan yang matang. Oleh karena itu, mengendap di dalam ruangan ini dalam jangka waktu yang cukup lama sepertinya bukanlah pilihan yang buruk. Berusaha menyamakan otak, mental juga pikirannya, entitas ini kala itu langsung bangkit dari duduknya dan mengelilingi tempat itu untuk mencari hal hal yang mungkin akan membantunya dalam hidup di kemudian hari. Tumpukan dokumen nampak ia temukan dan ia simak baik baik sebelum beralih ke beberapa catatan lainnya. Hal lainnya yang ia sadari adalah bagaimana ia terbiasa dengan segala hal asing yang baru ia temui kali ini. Ya.. mengingat tubuh ini melakukannya setiap hari, wajar saja ia langsung merasa terbiasa dan tidak canggung sedikitpun. Suara suara dari benda yang tengah memasak nasinya itu menarik kembali dirinya setelah beberapa menit tenggelam dalam ingatan masa lalunya. Dengan tergopoh gopoh, ia bangkit untuk menyiapkan makanan ala kadar sebelum akhirnya ia memaksa dirinya untuk menahan laparnya lagi. Dengan malas, ia terduduk kembali di sofa untuk memakan sarapannya sembari menonton sesuatu yang kini tengah menarik perhatiannya. Sesuatu yang ia jelas tahu apa, siapa dan kenapa itu karena tanpa sadar ia menariknya ikut dalam permasalahan yang ia buat. Sesuatu- yang lebih tepatnya seseorang, yang ia sendiri tidak mengerti kenapa bisa tertarik dalam permasalahan pelik yang sudah ia buat ini. Permasalahan yang seharusnya hanya bergerumul pada dua orang- yang malah hanya satu orang yang sadar-, namun nyatanya ada orang lain yang ikut terkena. Jujur, ia penasaran dengan apa yang akan terjadi pada gadis asing itu. Entah bagaimana caranya, tapi benda persegi panjang itu menampilkan seseorang yang tengah memberitakan, bahwa seorang gadis mungil berusia tiga puluh tahun yang berprofesi menjadi aktris sudah menghilang tanpa jejak selama tiga minggu terakhir.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN