Harry menghela nafas panjang dan menatap ke arah Kinanti dengan serius. “Kenapa kamu minta maaf? Emang kamu abis ngelakuin apa?” Tanya Harry dengan menatap teduh ke arah Kinanti yang memasang wajah ketakutan. ”Itu, Mas. Bekalnya tadi?” ”Iya, kenapa dengan bekal yang kamu masak, emangnya?” Harry masih menunggu penjelasan Kinanti. ”Aku lupa mencicipnya, dan rasanya terlalu asin, aku takut mas Harry memakannya, karena itu pasti tidak baik untuk kesehatan bukan?” Jawab Kinanti dengan menundukkan kepala sembari memainkan kedua jarinya dengan geram. ”Astagaaa…bekal itu yang kamu kawatirin?” Tanya Harry menahan tawa dengan menutup bibirnya. Dia merasa gemas melihat Kinanti menganggukkan kepala. ”Iya, Mas. Maaf, ya, Mas…” sahutnya lagi. ”Heii…mana mungkin aku sebodoh itu, memaksa makanan yan