"Nana. Ayah ke pasar dulu. Kau jaga rumah, ya?" Takeru berteriak dari halaman depan. Ia yang sudah siap dengan belakang tempur dan beberapa barang berpamit pergi ke pasar pada sang anak. Ini adalah akhir pekan. Tidak perlu bagi Takeru untuk mengantar Nana ke sekolah. Lagipula, biasanya gadis itu juga tidak berkenan ikut ke pasar. Seperti dulu, membantunya berjualan atau sekedar menunggu hingga selesai. Putri yang semakin tumbuh, malah seperti menciptakan jarak kedekatan di antara keduanya. Semenjak Nana remaja, ia lebih memilih tinggal di rumah, daripada menghabiskan hari di toko yang baginya cukup membosankan. "Ah iya. Apa bisa tolong kau bawakan tas ayah di atas meja?" teriak pria itu lagi, meski dari dalam sama sekali belum terdengar sahutan. Ya, ada satu barang yang terlupa. Untungn