Akhir pekan berlalu sangat cepat, melesat seperti anak panah yang baru saja terlepas dari busur. Seperti baru berkedip, hari Senin sudah kembali menyambangi. Meski sudah tidak ada pelajaran di sekolah, tetapi Nana tetap harus berangkat sebelum hasil pembelajaran diambil, yang dijadwalkan untuk akhir pekan ini. Sebenarnya, gadis itu sudah sangat malas ke tempat di mana ia selalu merasa sendiri. Dihina, bahkan jika ada teman yang ingin dekat dengannya hanya berlangsung sebentar, sebab tidak tahan dengan cemoohan yang akan diterima akibat berteman dengan Nana. Sangat menyedihkan memang. Sebenarnya, gadis berusia tiga belas tahun itu kerap bertanya pada udara kosong di depannya. Seperti, apakah semua orang akan memandang latar belakang saat berteman? Tanpa menimbang perasaan, atau sikap yang