SELAMAT MEMBACA *** “Abang tidak mau berangkat kerja Yang,” Al terus saja memeluk pinggang Dei dengan posisinya yang tengah duduk di atas ranjang sedangkan Dei berdiri untuk merapikan rambut suaminya itu. Dei merasa seperti tengah mempersiapkan anak kecil yang hendak pergi kesekolah, mulai dari membangunkan, menyiapkan pakaian, memakaikan dasi bahkan menyisir rambut. Dei mulai berfikir-fikir apa ini bisa di katakana normal. Kemanjaan Al benar-benar tidak bisa di percaya. “Kok jadi malas begini, kenapa?” tanya Dei dengan sabar. “Ya malas saja, masih mau berduaan sama kamu.” Jawab Al dengan nada kesalnya. Dia merasa kesal, di saat dia ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan istrinya tapi pekerjaannya selalu mengganggunya dan tidak bisa dia kesampingkan. “Kemarin kan sudah se