Hingar-bingar alunan musik DJ yang menggema memekakkan telinga di salah satu Bar ternama di tengah-tengah Kota, terlihat di sudut tempat, terlihat Reyga tengah bersama dua temannya yang lain yang saat itu tengah membawa dua wanita sebagai penghibur malam itu. Hanya Rey yang sendirian.
"Turun Rey, cari kenalan di lantai dansa," ucap salah seorang teman Rey yang memberi masukan pada lelaki itu. Namun Re hanya memutar-mutar gelas minuman beralkohol di tangannya yang tinggal sisa sedikit minumannya di sana. Bahkan terlihat hanya beberapa batu es saja yang tersisa.
"Tidak perlu, kalian saja yang bersenang-senang dengan wanita, aku sudah tidak tertarik lagi," ucap Re pada kedua temannya di sana. Dan karrna ucapan Rey, membuat kedua temannya dengan pasangannya langsung turun ke lntai dansa dan menggoyangkan tubuhnya di sana mengikuti alunan musik yang tersaji. Terlihat Rey menuangkan kembali munumannya. Hingga kedua matanya menatap seirang wanuta yang meneguk minuman di dalam botol tanpa teja, hingga isi di dalam botol yang ada di tangannya habis tidak tersisa.
Saat itu Re hanya tersenyum. Ia merasa wanita itu benar-benar gila. Karena mabuk minuman beralkohol sendirian dan tidak ada teman yang menemani, Re sudah bisa membayangkan akhir wanita itu nanti malam. Dan yang pasti menurut Rey, akan ada seorang lelaki yang akan tidur dengannya.
Dan memang benar, di sana sudah ada dua lelaki yang langsung datang menghampirinya. Kedua lelaki itu tampak duduk di samping kedua sisi wanita itu di sana. Rey hanya menatapnya saja, lelaki itu pikir, saat itu adalah tontonan gratis daripada ia harus melihat film biru dari ponselnya.
"Tidak waras! dasar wanita sama saja!" ucap Rey sembari meneguk minuman yang ada di gelasnya kembali. Namun rupanya Rey salah. Apa yang sudah ia bayangkan, di mana wanita itu akan memberikan seluruhnya pada kedua lelaki itu, nyatanya malah si wanita menampar keras kedua lelaki di kedua sisinya, terlihat wanuta itu tengah mengusirnya dengan beberapa kali gebukan tas tangan yang ada di atas meja depannya.
"Wow, dia masih tidak tumbang rupanya. Aku jadi penasaran! Calista, mari kita lihat, apakah dengan tubuhnya, aku bisa menghilangkan bayanganmu dari otakku?!" ucap Rey dalam hati. Rey pun kemudian meletakkan kembali gelas minumannya dan beranjak dari tempatnya. Tanpa basa-basi, Rey pun menuju ke arah wanita itu berada. Rey langsung duduk di dekatnya.
"Hey! aku bukan.gadis gampangan ya! memangnya kamu siapa? kamu mau merasakan tinjuku seperti dua pria tadi? wah... jangan meremehkan aku ya!" ucap wanita itu dengan gerutunya. Dan saat itu Rey hanya tersenyum sebagai tanggapannya. Rey kemudian mendekatkan wajahnya hingga ke samping telinga wanita itu. Di mana jika ia berteriak sekalipun, pastilah wanita itu tidak akan mendengarkannya.
"Hey tante! aku masih berondong, aku tidak doyan tante-tante, aku hanya kasihan melihatmu yang terus di dekati lelaki tadi." Ucap Rey pada wanita itu. Dan seketika itu pula membuat si gadis langsung terkejut.
"Apa katamu tadi? kamu panggil aku apa? tante? tante kamu bilang?" ucap wanita itu dengan nada kesal. Sembari satu tangannya merangkul tubuh Reu, melingkarkannya ke leher lelaki itu seakan menguncinya di sana.
"Hei brondong! jangan asal bicara ya! aku masih dua puluh lima tahun! jadi, aku masih gadis, ya, panggil aku nona! no tante!" ucap wanita itu pada Rey. Sembari memanyunkan bibirnya dan hampir saja Rey berhasil mengecupnya, namun wanita itu sudah berhasip menghindar dari bibir Rey.
"Oke tante, eh... Non, malam ini temani aku ya? aku jamin kamu bakalan mengingatnya terus!" ucap Rey pada wanita itu.
"Tidak! aku tidak mau! aku belum.pernah tidur dengan lelaki manapun!" balas wanita itu lagi. Rey yang mendengar ucapan wanita mabuk itu pun hanya bisa tersenyum nyengir.
"Kamu pikir aku semudah itu untuk kamu bodohi hah? siapa yang akan percaya!" ucap dalam hati Rey saat itu. Lelaki itu lalu mengajak wanita itu beranjak pergi dari sana. Dengan memapah tubuh wanita itu meninggalkan tempatnya. Rey pun tidak memberi tahu kedua temannya jika ia berniat pergi duluan dari tempat tersebut. Rey pun kemudian menyetop taksi dan membawa wanita itu ke salah satu hotel ternama yang tidak jauh dari tempat tersebut. Rey segera memesan satu kamar untuk keduanya melewati malam. Sedangkan wanita yang ada dalam pelukannya saat itu sudah benar-benar tidak karuan di sana.
Rey mengajak wanita itu masuk ke dalam salah satu kamar hotel yang sudah ia pesan. Kemudian ia memapah wanita itu menuju ke arah ranjang. Dengan perlahan Rey meletakkan tubuh wanita itu ke atas pembaringan. Untuk sesaat Rey mengamati wajahnya. Tampak wanita itu sesikit polos, tidak seperti wanita pada umumnya yang suka nongkrong di bar, dengan make up yang terkesan menor dan pakaian yang jauh dari kata pantas untuk di pakai oleh seorang wanita.
Sesaat Rey mengukurkan tangannya kemudian menyibakkan sedikit rambut yang tengah menutupi wajah wanita itu. Tampak Rey mengamatinya, karena memang saat itu Rey tidak terlalu mabuk. Namun hasratnya sudah teramat menggebu di sana.
"Tinggu aku sayang," ucap lelaki itu yang lalu berjalan meninggalkan ranjang dan menuju ke arah kamar mandi. Rey membersihkan tubuhnya di sana. Lalu keluar dengan rambut yang masih basah dan pakaian handuk yang lumayan terbuka di bagian depannya. Rey mengusap-usap rambut basahnya menggunakan handuk kecil yang sudah di siapkan di dalam kamar mandi beserta pakaian handuknya yang tengah Rey pakai saat itu.
"Huft," Rey mendengus sebal ketika ia merasa harus melepas pertama kalinya dengan wanita yang tidak ia kenal dan tidak ia tahu namanya. Namun saat itu Reu sudah bertekat untuk menjadi lelaki liar dan sebisanya mencoba untuk melupakan Calista. Cinta pertamanya yang akan beberapa hari lagi melangsungkan acara pernikahan dengan Geri.
"Apa boleh buat! aku tidak punya pilihan lain selain melewati malam ini denganmu wanita!" ucap dalam hati Rey saat itu. Yang lalu melempar handuk yang ada di tangannya, meski rambut yang ia keringkan belum sepenuhnya kering. Lelaki itu kemudian merangkak naik ke atas pembaringan. Dan langsung mengurung tubuh wanita itu di sana. Dengan kedua tangan Rey yang tepat berada di kedua sisinya. Namun ketika lelaki itu akan meleoaskan pakaian yang wanita itu kenakan, si wanita langsung terjaga, seolah ia tengah terkejut. Sembari membekap mulutnya sendiri. Rey yang melihatpun langsung turut terkejut.
"Hey wanita, jangan kau muntah di sini!" teriak Rey saat itu sembari menyeret kasar lengan tangan wanita tersebut dan membawanya menuju ke arah kamar mandi. Namun sebelum wanita itu dan Rey masuk ke dalam kamar mandi, rupanya wanita itu sudah memuntahkan sebagian isi perutnya. Membuat pakaiannya sendiri kotor sebagian.