Rey langsung menyeret tubuh wanita yang sudah tidak berdaya itu ke dalam kamar mandi. Lelaki itu rela basah-basahan hanya untuk membersihkan muntahan si wanita yang ia bawa ke sana. Nampak wanita tersebut tengah memeluk dan berpegangan pada closet duduk yang tidak jauh dari bathtub mandi. Usai memberaihkan muntahan wanita itu. Rey langsung menuju ke arah wanita itu kembali. Ia berdiri tegap dengan kedua tangan yang berkacak pinggang di kedua sisi pinggangnya. Wajahnya sedikit menunduk dan matanya mengawasi wanita yang seakan tidak berdaya di sana.
"Hya! bangun! buka dan lepas pakaianmu! cuci bajumu sendiri jika kau mau tidur di atas ranjang!" ucap teriakan Rey pada wanita itu. Namun rupanya teriakan nyaring Rey sia-sia, wanita itu seakan tidak mendengar apa yang lelaki itu katakan.
"Sial!" dengus kesal Rey. Karena ia terpaksa harus melepas paksa pakaian yang wanita itu kenakan. Rey segera melakukan aksinya. Hingga semua pakaian wanita itu terlepas dan hanya tinggal dalamannya saja. Sesaat Rey pun terpana. Melihat kemulusan dan kulit putih yang benar-benar kencang bak gadis pada umumnya.
"Hya tante! kamu masih gadis hah?" tanya Rey lagi dengan nada suara yang sedikit meninggi. Membuat wanita itu sedikit terjaga di sana.
"Hya kamu! kamu kira aku ini apa? aku masih gadis ya! seenaknya saja kalau bicara!" ucap wanita itu kemudian.
"Nggak percaya!" balas Rey. Kemudian wanita itu pun beranjak dari tempatnya. Sembari menarik pakaian handuk yang Rey kenakan saat itu. Hingga tubuhnya mampu berdiri tegapenghadap ke arah Rey tepat.
"Apa kamu mau mencobanya?" bisik wanita itu. Sembari menarik tubuh Rey dan mendekatkan bibirnya tepat ke salah satu telinga lelaki itu. Bisikannya lirih, bagaikan tiupan lembut yang Rey rasakan. Namun lelaki itu langsung tersadar ketika ia mencium bau yang tidak asing menurutnya. Yaitu bau alkohol yang menyengat dari wanita itu.
"Mandi! Aku tidak mau tidur denganmu malam ini jika kamu tidak mau mandi!" ucap Rey pada wanita itu. Sembari kedua tangannya berusaha menolak tubuh si wanita dan melepas paksa kedua tangan itu dari lehernya. Dan seketika itu pula membuat tubuh wanita itu oleng dan bahkan hampir jatuh dari tempatnya. Tidak ada cara lain untuk Rey, lelaki itu hanya bisa dengan sigap membantu wanita itu agar tidak jatuh kembali. Dan saat itu pula. Reflek pelukan tubuh keduanya yang tidak bisa di elakkan. Rey bisa merasakan sentuhan kulit lembut si wanita yang menyentuh kulitnya bagiat depan. Membuat lelaki itu langsung membuka matanya, membelalak seakan terkejut. Dan tidak cukup sampai di sana. Wanita itu malah teetawa terbahak karena sisa alkohol belum hilang dari tubuhnya.
"Ayo!" ucap si wanita sembari menarik salah satu lengan tangan Rey yang masih melingkar kuat di pinggangnya. Menariknya lalu mengajaknya menuju ke arah shower yang tidak jauh dari tubuh keduanya. Dengan segera wanita itu menyalakan shower yang ada di atas kepalanya. Sati detik kemudian, shower itu menyala dan langsung mengguyur kedua kepala yang ada di bawahnya. Nampak wanita itu dengan bahagia tertawa tanpa suara ketika merasakan guyurannya yang mampu membuat lelaki yang ada di depannya turut menari dibawah guyurannya.
Rey yang melihat tingkah wanita itu pun.hanya bisa terdiam di tempatnya. Ia juga tidak menggindar ketika lagi-lagi air shower yang tadinya ia gunakan itu membasahi tubuhnya kembali. Dan Rey makin membelalakan kedua matanya, ketika ia menyadari jika kelopak hitam di bawah mata si wanita itu mulai memudar. Dengan satu jemari tangan, lelaki itu mengusapnya, dan membuat warna hitam itu menempel pada ujung ibu jarinya. Di sana Rey baru menyadari jika itu adalah eyeliner yang gadis itu pakai meluber kemana-mana karena keringat.
Rey kemudian melanjutkan kembali aksi jemarinya hingga terlihat wajah itu bersih kembali. Di sana nampak wajah polos tanpa make up yang sesungguhnya. Senyum ceria wanita itu seketika mampu membuat Rey terdiam sesaat, sampai ia merasakan cipratan air yang masuk ke dalam matanya. Membuat Rey refleks memejamkan kedua matanya di sana. Dan satu detik kemudian, ia sudah merasakan ada sentuhan lembut yang menekan tepat di bagian bibirnya.
"Aku ingin kamu malam ini!" bisik wanita itu di sela-sela ciumannya. Membuat Rey seketika itu pula terdiam. Membiarkan si wanita dengan aksinya. Rey ingin melihat sampai sejauh mana aksi wanita itu mampu membuat rasa kelelakiannya itu muncul. Dan memang tidak membutuhkan waktu lama sampai Rey turut terengah di bawah guyuran shower yang ada di atas kepalanya.
"Dasar wanita licik, kau sudah salah sasaran sekarang! apa kamu kira aku adalah lelaki amatir dan pemain awam? kamu salah sayang! mingkin ini akan menjadi yang pertama untukku. Tapi jangan kamu remehkan kemampuanku!" ucap Rey sembari menarik seakan mengapit pinggang si wanita dengan satu tangannya. Dan satu tangan yang lain sudah menjalar naik menyusuri setiap inci kulit punggung mulus gadis itu. Dan berhenti serta bermuara pada pengait bra yang ada di belakang punggung gadis itu. Dengan segera jemari lelaki itu sudah berhasil melepas pengaitnya. Meskipun itu untuk yang pertama kalinya, namun apa yang Rey lakukan cukup lihai seperti seorang pemain yang sudah profesional. Sesaat Rey mengamati wajah yang menurutnya lumayan cantik untuk di pandang.
"Namun sayang, setelah malam ini kita tidak akan bertemu kembali. Ya, aku harap. Karena aku tidak mau jika sadar nanti, kau akan jatuh hati padaku." Balas Rey dengan percaya dirinya. Di mana ia tahu jika dirinya memang memiliki pesona untuk memikat lawan jenisnya. Tubuhnya yang bak binaragawan dan wajahnya yang bisa di golongkan tampan rupawan. Membuat lelaki itu menjadi incaran para mata gadis ketika melihatnya. Namun wanita yang menolaknya hanya Calista. Gadis itu yang selalu meremehkan semua usahanya dan tidak menghargai perasaannya. Namun anehnya, Calista tidak ingin jika Rey dekat dengan gadis lain selain dirinya.
Usai Rey menyadari jika ia mampu membuka bra itu dengan lancar, lelaki itu pun kemudian melepas pakaian handuk yang ia kenakan dan sudah basah saat itu. Hingga pakaian itu terjatuh dan teronggok begitu saja ke lantai.
"Kau salah jika ingin bermain-main denganku sayang!" bisik Rey tepat di ujung bibir gadis di depannya.
"Jadi, mulailah!" balas bisik si gadis pada Rey. Dan satu detik kemudian, Rey sudah mendaratkan ciumannya pada bibir gadis itu. Meski Rey awalnya merasa tidak nyaman karena tahu jika bibir itu bukan milik Calista. Namun sentuhan jemari tangan gadis itu yang seakan sudah mengerti tugasnya yang harus membelai di bagian tubuh Rey yang mana. Membuat lelaki itu makin menggila dalam ciumannya.