Bertemu dia

1038 Kata

"Ih.. Nyebelin. Kenapa dia selalu membuat aku terpojok di depan semua orang. Apa dia sengaja mau mempermalukan aku disana?" pekik Ana. Terus mengomel di depan kaca toilet kantor. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Tak berhenti kedua tangan terus memukul wastafel di depannya. Merasa puas, ia mencengkram pinggiran wastafel. Sembari tertunduk pelan. Gak lupa, jemari tangannya menyalakan kran. Dan, mulai mencoba mengatur napasnya. "Tidak, kakak aku sekarang sudah keterlaluan. Dia berani perhatian denganku berlebihan di depan semua orang. Jika ini terjadi. Pasti banyak sekali orang yang mengira aku berpacaran dengannya. Dan, anehnya jika mereka tahu aku adik kakak dengannya. Pasti mereka juga mengira aku populer berkat kakak sendiri." gumam Ana. Dia menghela napasnya. Kedua mata menatap cermin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN