Pesan-pesan dari sugar babies Akhyar terlalu banyak. Sabine akhirnya memutuskan untuk hanya membacanya tanpa membalasnya lagi. Ia letih. Tidak dapat dia elak, cemburu mulai menyusup dirinya. Tapi dia tidak ingin menunjukkannya ke Akhyar, dia tidak mau Akhyar gelisah hanya karena dirinya. “Bisa kamu tunggu di sini dulu. Daddy mau hubungi mereka di dalam ruangan pribadi Daddy,” pamit Akhyar setelah menghabiskan coklat panasnya. Dibelainya pipi Sabine. “Kamu ok kan? Hm....” “Lama ya, Daddy?” Akhyar mengangkat bahunya. “Aku bisa santai, Daddy. Nanti kalo kelamaan, aku bisa pulang sendiri.” Akhyar menghela napas berat. Ia merasa bersalah. “Kamu hubungi Keni ya? Biar dia antar kamu pulang,” ujarnya. Sabine mengangguk. Akhyar melepas bathrobenya dan melemparnya ke tubuh Sabine. Tubuh sek