Bab 16

527 Kata
1 minggu berlalu,ara kembali bekerja seperti biasa,Teman-teman nya pun menyambut ara dengan sangat senang sekali,mereka terus menempel pada ara setiap saat,ara tidak di perbolehkan melakukan pekerjaan yang berlebihan,ara pun tersenyum sendiri melihat tingkah konyol mereka semua. "Ara,aku ingin kamu mengantarkan berkas ini ke tempat ketua tim,boleh.?" "Baiklah,aku akan memberikannya,apa ini penting.." "Sangat,dan jangan sampai tercecer.." "Arraseo hyung.." Ara pun keluar dari ruangan itu dan menuju lantai 3,sesampainya di lantai 3 dia pun langsung menuju tempat ketua tim,di lorong itu ara pun melihat jimin yang jalan sendiri,langkah mereka sama-sama berhenti di kejauhan,ara pun berhenti melihat kebarah jimin dan berjalan terus ke depan,saat melewati jimin tangan ara di tariknya,ara sedikit kaget namun tak membalikkan badannya. "Ara,na.." "Ya jimin-a,bisakah kau tidak bersikap seperti ini,aku tak bisa menerima semua sikap mu yang seperti ini,karna rasanya harapan itu masih ada." mata berkaca-kaca "ya jimin-a,aku akan mencoba melupakan rasa ini,jadi aku mohon,biarkan aku menjalani semua ini seperti saat kita tak punya rasa satu sama lain.." "Waeyo,kau tak ingin berjuang bersamaku.." "Kita sudah berjuang bersama dari nol,dan sekarang ada orang yang lebih mencintaimu,aku mohon lepaskanlah aku.." "Tapi aku mencintaimu ara.." Mendengar perkataan jimin pertahan ara runtuh seketika,air matanya mengalir begitu saja,dirinya menahan suara tangisnya dan menggigit bibirnya menahan suara tangisnya. "Tak bisakah kau memberiku kesempatan terakhir kalinya.." "Lepaskan tanganku.." "Kenapa,kau ingin pergi lagi.." "LEPASKAN TANGANKU JIMINSSI.." membalikkan badannya dan menatap mata jimin "Ya ara.." wajah terkejut dan sedih jimin pun melepaskan genggamannya,ara pun berbalik dan pergi dari sana,ara pun masuk ke toilet dan menangis di sana,dadanya terasa sangat sesak dan sakit,tubuhnya bergetar hebat dan air matanya tak bisa berhenti berjatuhan. 20 menit berlalu ara pun keluar dari sana setelah memperbaiki make up nya yang sedikit berantakan karna menangis,dirinya pun memberikan dokumen penting itu dan bergegas kembali ke dalam ruangannya. "Kenapa begitu lama ara,kau sakit lagi.." "Ani,aku hanya lama di toilet.." "Ohw,kalau sakit bilang saja kepada kami ok.." "Ye hyung.." Ara pun kembali ke tempatnya dan menatap monitor itu kembali,dia pun menyibukkan dirinya seharian penuh dan tak keluar ruangan sedikit pun.ketika jam pulang tiba,ara pun keluar belakangan dan menunggu monica di lobby,tak lama monica pun datang,mereka pun langsung pergi dari sana,menuju dorm dan kamar mereka yang nyaman di sana,ara dan monica berjalan menusuri lorong menuju kamar mereka berdua,namun ara masih mengingat expresi wajah jimin yang bercampur aduk melihat dirinya menangis,monica pun memegang bahunya dan membuat ara kembali tersadar. "Ya gwaenchanh-a.." melihat ara "nan gwaenchanh-a mo.." "Ayo masuk.." Ara dan monica pun masuk ke kamarnya dan membersihkan diri mereka dan beristirahat sebentar. "Hari ini aku akan pergi sebentar dengan daniel,kamu tak apa di rumah sendiri ara.." "gwaenchanh-a, ga.." "Nanti mau aku belikan sesuatu.." "Ani,aku setelah ini akan tidur.." "Baiklah,aku mau ganti pakaian,tidur yang nyenyak ok.." "Ya mo.." Monica pun mengganti pakaian nya dan pergi,ara pun mencoba untuk tidur,namun dirinya benar-benar tidak bisa sedetikpun memejamkan matanya,ara pun keluar dari kamarnya dan menuju atap,sesampainya di sana dia melihat seseorang duduk sendirian,setelah melihat dengan teliti,orang itu adalah jimin,jimin yang merasa ada orang di belakangnya pun menoleh dan melihat ara yang berdiri di ujung cahaya lampu itu,angin berhembus pelan dan membelai rambut ara,begitu dingin dan sunyi seperti perasaan mereka saat itu,mereka pun saling menatap satu sama lain dengan tatapan menyedihkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN