Bab 17

417 Kata
Menatap mata jimin yang begitu sendu membuat ara hampir menghampirinya,namun dirinya tersadar dan berbalik akan pergi dari sana. "Ya ara,aku yang akan pergi,tidak perlu menghindar lagi.." Namun ara tak memperdulikannya dan pergi begitu saja,ara langsung menuju kamarnya dan terduduk di belakang pintu yang baru saja tertutup,kembali dirinya menangis. "Kenapa aku tak bisa melupakannya tuhan,kenapa,dia sudah menyakitiku,tapi mengapa aku tidak bisa membencinya,aku lelah terus berlari seperti ini,aku sungguh mencintainya,aku mohon hilangkan rasa ini,aku mohon.." Ara memeluk lututnya dan menangis sejadi-jadinya,tak pernah dirinya merasakan sakit seperti ini sebelumnya,cukup lama ara menangis hingga akhirnya dia lelah dan tertidur dalam tangisnya. Keesokan harinya,ara terbangun sedikit terlambat,monica yang melihatnya pun hanya tersenyum. "Ara,kamu tak masuk kerja.." "Ya aku akan berangkat sebentar lagi.." "Baiklah,aku di jemput daniel hari ini,tak apa bukan.." "Areaseo.." Monica pun pergi meninggalkan ara sendiri,matahari pun muncul dengan indah pagi itu di langit kota seoul,ara yang masih berusaha menata hatinya yang hampir hancur,dirinya duduk di depan jendela kaca di kamarnya,menatap kosong ke arah langit yang begitu indah,dirinya begitu berantakan dan menyedihkan,sore itu langit korea menunjukkan ke indahannya,ara yang dari pagi tak beranjak dari tempatnya duduk sekarang ini hanya menatap lurus dengan kekosongan di matanya. "ya,ara,kenapa tadi kau tidak masuk kerja,kamu sakit.?" sambil membuka sepatunya namun ara tak menggubris omongannya,monica pun langsung menghampirinya dan memegang pundak ara,seketika ara terperanjak dan melihat monica berdiri di sampingnya. "o monika, jib-e wassguna,maaf aku tak mendengarmu datang." wajah lesu "ya,gwaenchanh-a ara.?" duduk di samping ara "ye,aku baik,mianhae membuatmu khawatir,apa semuanya berjalan lancar hari ini.." dengan tatapan sendu "ye,semua lancar,ara tak bisakah kau melupakannya,lupakanlah dia ara.." suara yang mulai bergetar "kenapa kau menangis,aku hanya kurang sehat saja,aku akan mandi,nanti kita pergi makan seafood pedas kesukaanmu ok." ara pun menghindari tatapan monica yang mengarah padanya,ara pun berjalan dari tempatnya,namun monica memeluknya dan menangis.ara yang awalnya mati-matian menahan tangisnya pun akhirnya menyerah,tanpa di perintah air matanya pun ikut mengalir. "lupakan lah dia,aku mohon.." membuat ara benar-benar menangis dan terhenyak karna lemas,sore itu pun menjadi sore yang sangat suram untuk mereka.monica pun masih berusaha membujuk dan menenangkan ara. "Ara,tadi tim mu mengatakan besok kamu harus ikut ke pesta pertunangan jimin,dan ini surat cutimu,kenapa kamu mau cuti ara.." "Aku ingin pergi liburan sebentar saja.." "Tapi akan kembali bukan.." "Ya tentu.." Monica pun terus menatap ara yang terkihat tidak baik-baik saja,ara pun tersenyum dan pergi mandi,setelah selesai mandi dirinya pun membaringkan dirinya dan tidur.malam itu terasa panjang karna fikiran yang entah pergi kemana dan hati yang sangat sakit dan terluka,di tengah malam yang sunyi dirinya terbangun dan tak bisa tidur kembali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN