Sudah tak terhitung berapa kali pak RT mengingatkan warga yang ikut ke rumah Dimas, untuk tenang. Bel memang sudah ditekan sebanyak empat kali, tapi dari dalam belum juga ada tanggapan atau sekadar tanda-tanda pintu utama dibuka. Mungkin karena sudah terlalu malam, sudah nyaris pukul satu dini hari. “Panjat saja Pak gerbangnya, gampang kok. Saya saja sudah biasa. Saya panjat, ya!” ucap Wiwin yang memang langsung memanjat gerbang rumah Dimas. Semua yang di sana dan kebanyakan bapak-bapak termasuk pak Kades, langsung panik. “Mbak Wiwin, Mbak Wiwin, ... turun ... turun, Mbak. Sabar, jangan sampai ketidaksabaran kita membuat kita lemah di mata hukum. Ingat, bukti kita sudah kuat!” tahan pak Kades. Pria yang menjadi satu-satunya memakai peci hitam tersebut sampai menghampiri Wiwin dan membim