Bab 27 | Nama Perempuan Itu

1867 Kata

Saki bertemu dengan Pakdenya setelah jam kerja, sengaja melakukan reservasi di lantai dua sebuah restoran sedang Dipta menunggunya di lantai bawah. Saki juga tidak bertanya dengan siapa Pakdenya itu datang, mungkin dengan Putri mengingat sepupunya itu kemarin telah menemui suaminya, atau juga dengan Budenya untuk menghakiminya dan menagih janjinya agar Saki melepaskan Dipta. Namun, begitu tiba dia melihat Pakdenya telah duduk di salah satu meja yang letaknya di sudut restoran, Saki tersenyum dan melambaikan tangan saat tatapan mereka bertemu, hanya ada Pakdenya di sana, tidak ada siapa pun. “Pakde… Assalamualaikum.” Ucap Saki mengulurkan tangannya kepada Raharja yang disambut dengan senyum hangat seperti biasa. “Waalaikumsalam. Kamu sehat, Ki?” “Alhamdulillah sehat, Pakde. Pakde s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN