Tangisan itu terdengar memilukan dengan raungan yang menyiksa. Laras memejamkan matanya mendengar setiap keluhan menyakitkan yang diutarakan oleh Ayudya atas apa yang dilakukan Dipta.
Putranya itu meninggalkan Ayudya di Lampung, memilih pulang untuk bisa bertemu dengan istrinya, bahkan sehari sebelum itu Dipta telah mengungkapkan perasaannya secara jelas kepada Ayudya, mengungkapkan dengan sepenuh hati bagaimana cinta itu bisa dirasakan oleh Dipta. Cinta kepada istrinya.
Tangan Laras mengepal kuat, ada sesuatu yang bergejolak dalam hatinya, dia tau saat Dipta telah menentukan pilihan, maka Dipta akan berpegang teguh pada pilihannya, sangat teguh pendiriannya dan keras kepala, sama seperti dirinya, sehingga semakin kecil kemungkinan bisa memisahkan mereka.
“Bagaimana ini, Mama? Aku ti
