Buku Kedua : Penyesalan

1148 Kata
4 Desember 2018 Kejadian semalam benar-benar tidak bisa aku lupakan. Kejadian penentuan antara aku dan The Barista yang berakhir sangat buruk. Aku masih ingat seberapa marah agen Sea saat mendengar bahwa aku tidak dapat memikirkan jalan keluar dari masalah yang telah aku timbulkan karena kecerobohanku. Rasa angkuh dan merasa tahu akan segalanya benar-benar membunuhku perlahan. Sejak tadi malam aku sama sekali tidak bisa memejamkan mataku, aku terus memikirkan segala penyesalan yang aku rasakan. Aku tidak beranjak dari meja riasku, termenung, menatap diriku kosong dari balik cermin. Aku masih tidak percaya jika agen Sea menjatuhkan hukuman skors kepadaku. Meski aku masih harus merasa beruntung karena tidak diberikan obat amnesia dan dikeluarkan dari The Barista, tetapi skors dengan batas waktu yang tidak ditentukan cukup membuat mentalku hancur. Konsekuensi dari hukuman skors yang aku terima adalah dikeluarkannya aku dari misi memburu Okta serta dimatikannya fitur kecerdasan buatan pada mobil dan kacamata hitam milikku. Lagi-lagi aku harus merasa beruntung karena The barista tidak menarik fasilitasnya dariku. Daniel masih terlelap di sofa apartemenku setelah bercerita panjang lebar tentang masalahnya kepadaku semalam. Aku tidak membangunkan Daniel meskipun matahari mulai meninggi karena aku yakin Daniel membutuhkan waktu untuk mengistirahatkan kepalanya dari segala kekacauan yang tengah terjadi kepadanya. Tapi kalian, siapapun yang membaca buku harianku, jangan berpikir aku melakukan sesuatu bersama Daniel semalam, karena hal seperti itu tidak akan terjadi. Di tengah lamunanku, aku mendengar Daniel mulai terbangun dari tidurnya. Aku bergegas menyembunyikan segala kegundahan dari wajahku karena aku tidak ingin Daniel menangkap emosi negatif dari mataku. Aku tidak ingin beban yang dirasakan Daniel bertambah karena mengetahui jika aku sedang tidak baik-baik saja. Aku mendatangi Daniel yang berada di sofa. Daniel yang mengetahui kedatanganku sontak mendongakkan kepalanya dan menatapku lekat. Terlihat Daniel berusaha mengukir senyum dari bibirnya meski terlihat jika dia terpaksa melakukan itu. Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya, menatapnya dan membalas senyum Daniel dengan senyum yang sama-sama aku paksakan. Sayangnya, Daniel bukanlah orang bodoh yang bisa dibohongi dengan senyum palsu seperti itu. Daniel yang menangkap emosi negatifku mengubah pandangannya terhadapku dengan pandangan iba. Jujur saja aku sangat tidak suka ditatap dengan tatapan seperti itu, tapi aku juga tidak menyalahkan Daniel karena aku juga tengah dalam kondisi sulit. "Rin, aku ingin bertanya kepadamu." Tanya Daniel dengan raut muka murung kepadaku, tapi masih berusaha memberikan sedikit senyum manis di wajahnya. "Hm?" Sahutku singkat. "Kau tahu? Tujuan terbesarmu datang ke pusat kota adalah karena kau ingin mengungkap kasus pembunuhan orang tuamu. Mungkin memang terdengar sedikit menyakitkan karena aku bertanya kepadamu sedangkan keadaanku sendiri tengah kacau. Tapi aku juga sama sekali tidak bisa menghilangkan pertanyaan ini dari kepalaku. Apakah semua berjalan baik?" Tanya Daniel. Sebenarnya aku tidak ingin membuka segalanya kepada Daniel, tetapi dengan keadaanku yang diskors seperti ini, aku juga tidak memiliki orang lain lagi untuk bercerita tentang segalanya. "Daniel, sebenarnya aku..." Dan dimulailah kisahku. Kisah yang sejak awal aku sembunyikan dari Daniel. Aku mulai bercerita tentang aku yang mengikuti Underground Free Fighting, kemudian aku juga menceritakan tentang kak Nova dan The Barista. Aku sengaja membongkar segalanya karena aku sudah tidak dapat menahan segala kegundahan yang ada di kepalaku. Aku juga menceritakan tentang penyusupanku, segala hal yang terjadi antara aku dan Nugraha pun aku ceritakan. Aku juga menceritakan tentang sumber dari semua harta yang aku punya saat ini, serta aku juga bercerita kepada Daniel bahwa aku adalah orang yang menangkap pelaku pembunuhan keluargaku. Sebenarnya, masih ada lagi beberapa orang yang membantu Nugraha dalam menjalankan aksinya karena dalam video CCTV yang aku dapatkan, terlihat di sana jika Nugraha dibantu oleh dua orang, jika si pengunggah video ke internet tidak ikut dihitung. Jika ditambah dengan si pengunggah, maka Nugraha dibantu oleh tiga orang. Namun karena Nugraha sebagai otak telah tertangkap, kemungkinan besar polisi dapat menelusuri orang-orang yang membantu Nugraha dan menangkap mereka. Setidaknya dengan itu misiku telah selesai. Aku juga bercerita kepada Daniel tentang hukuman yang baru saja aku jalani karena kecerobohanku. Daniel terlihat sangat terkejut dengan segala ceritaku. Dia masih belum bisa memercayai segala yang aku ceritakan. Dia menganggap jika aku hanya mengarang cerita. Aku yang sedikit geram dengan tanggapan Daniel, akhirnya mengeluarkan kacamata hitam The Barista dan meminta Daniel memakainya. Meskipun fitur kecerdasan buatan alat ini telah dimatikan, tetapi sensor panas dan metal dari kacamata ini masih berfungsi sehingga Daniel akhirnya percaya dengan segala ceritaku. Hal itu semakin membuat Daniel terkejut, dia tidak menyangka jika aku dapat melakukan segala hal berbahaya itu, bahkan bekerja sebagai garda terdepan pencari informasi yang sangat berbahaya. Daniel sangat meyayangkan hukuman skors yang aku dapatkan, karena Daniel merasa aku berjasa cukup besar dalam misi itu. Tapi aku juga menjelaskan kepada Daniel bahwa satu kesalahan kecil juga bisa membahayakan semua orang di dalam misi, sehingga aku harus berlatih untuk melakukan seegalanya tanpa kesalahan atau aku harus menanggung resiko atas kesalahanku sendiri. "Lalu apakah kau akan menyerah sampai di sini, Rin? Apakah kau akan berhenti setelah sedekat ini?" Dari ucapan Daniel terdengar bahwa Daniel tidak ingin aku menyerah dengan keadaanku saat ini. "Aku tidak ingin menyerah, Daniel. Tapi aku juga tidak ingin mengganggu penyelidikan yang sedang berjalan. Lebih baik aku menikmati masa skors hingga The Barista kembali memanggilku untuk melakukan misi." Jawabku datar kepada Daniel. "Mereka memang bisa menskorsmu, Rin. Tapi jangan biarkan mereka menghentikanmu. Aku yakin kau pasti bisa melakukan pemyelidikan dengan tanganmu sendiri. Kau adalah orang yang paling memahami tentang perusahaanmu jika dibandingkan dengan agen yang lain. Selesaikan masalahmu, Rin" Daniel memintaku untuk melanjutkan misiku, tapi aku masih sangat ragu terhadap hal itu. "Tapi, aku sangat yakin jika Okta telah mengetahui tentang penangkapan Nugraha. Kemungkinan informasi tentang kehadiranku di Arena juga telah bocor kepada Okta. Aku rasa akan sangat sulit bagiku untuk masuk dan menyelidiki Okta dari dalam." Jawabku. "Bukankah justru itu menjadikan segalanya lebih baik?" Tegas Daniel. "Maksudmu?" Tanyaku yang tidak mengerti dengan perkataan Daniel. "Okta telah mengetahui tentangmu. Kau juga telah mengetahui tentang Otka. Okta jelas telah mewaspadaimu dan tidak akan menyangka jika kau akan datang menyelidikanya dari dalam. Dia pasti berpikir jika kau sangat ceroboh karena berani melakukan hal itu. Sekarang tinggal bagaimana cara kita untuk menghadapi segala kelicikan yang dimiliki oleh Okta. " Jelas Daniel. "Pertanyaanku. Bagaimana caranya, Daniel?" "Kau tidak akan bisa melakukan semuanya sendiri, Rin. Kau membutuhkan bantuan." Jelasnya. "Bantuan? Aku telah kehilangan semua bantuan yang aku butuhkan, Daniel." "Bagaimana jika bantuan dariku?" Daniel menatapku dengan tatapan yang dingin dan tegas. "Kau? Tetapi bagaimana dengan pekerjaanmu? Dengan segala urusanmu?" Aku masih merasa bingung terhadap Daniel. "Percayalah kepadaku jika kau masih ingin mendapatkan posisimu di The Barista. Memangnya ada hal lain yang bisa kau lakukan saat ini?" Dear diary, aku masih bingung, tekejut, dan tidak menyangka dengan segala hal yang dikatakan Daniel kepadaku. Apakah Daniel jujur? Apakah dia benar-benar bisa dipercaya? Apakah Daniel tidak akan menghianatiku? Apakah semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya? Apakah aku akan selamat? Segala pertanyaan itu berkutat di kepalaku saat ini. Satu sisi aku ragu, tapi sisi lain aku merasa tidak dapat menolak tawaran yang diberikan Daniel kepadaku. Ya Tuhan, aku benar-benar merasa kacau.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN