Evalinda mengetuk pintu kamar Ben beberapa kali, lalu tangannya memutar gagang pintu, sedangkan tangan satunya membawa nampan berisi bubur buatannya lengkap dengan sebotol air mineral, dan sudah di pastikan ini bubur tak ada campuran seperti merica mau pun kacang. Evalinda melakukan ini karena merasa bersalah pada suaminya, ia tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan bersalahnya pada Ben, namun hanya ini yang bisa ia lakukan, mengurus dan menjaga Ben seperti yang Ben inginkan. Ben menghela napas halus dan menoleh melihat istrinya yang mengenakan seragam maid. “Aku membuatkan bubur untukmu,” kata Evalinda menaruh nampan itu di atas nakas, lalu ia duduk di tepi ranjang. “Makan dulu.” “Aku tidak mau, aku masih kenyang,” tolak Ben. “Masih kenyang? Apa yang kamu makan? Sejak semala