Andra berpura pura tidak mendengar. Tapi, Sargas dan yang lainnya menarik tangannya. Canis berbisik di telinganya, "Andra, Cempaka Retania memanggilmu! Parah parah..." Akhirnya, tak ada pilihan lain selain menoleh. "Ya," Andra mengerutkan keningnya. "Aku ingin bicara sebentar, apa bisa?" Cempaka bertanya. "Saya ada perlu lain," Andra menolaknya dengan halus. Canis dengan percaya diri merangkul Andra dan menatap Cempaka, "Kita mau futsal, kalau mau, bisa menonton." Andra menoleh ke arah Canis tak percaya. Tapi temannya itu terpesona sosok Cempaka sehingga tidak memperdulikan tatapan tidak suka yang ia tunjukkan. Cempaka tersenyum lebar menatap Canis, "Boleh?" "Iya, lapang tiga lantai satu," jawab Canis. Andra melepaskan diri dari rangkulan temannya itu dan berjalan menjauh m