Wanita itu menarik napasnya panjang, menatap pekatnya langit malam tanpa bintang malam ini, berjalan meninggalkan florist-nya untuk pulang, memikirkan bagaimana semua ini akan berakhir, hidupnya yang masih dikelilingi oleh kemelut luka oleh orang-orang yang ia cintai, juga memikirkan banyak rencana lain untuk melarikan diri, walau rasanya mustahil bisa ia lakukan. Jeslyn melirik lagi jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam lebih, mendekati setengah dua belas, sengaja pulang lebih larut hari ini, rasanya begitu melelahkan, harus kembali menghadapi Kern dengan kata-katanya yang menyakitkan. Mengingat pria itu, membuat Jeslyn merasakan sedikit ketakutan, sudah tiga hari ini dirinya tidak meminum pil pencegah kehamilan, dia kehabisan, pun untuk sekedar membelinya ke apotik dia belu