"Aku tidak menyangka kamu akan mau diajak jalan jalan?" ujar Rifki. Saat ini ia dan Serena sedang berada di kafe. Kemarin malam, setelah pertemuan mereka di jalan kompleks itu, Rifki mengajak Serena jalan atau makan siang di kafe. Tidak disangka gadis itu datang dan menemui dirinya siang ini.
Siang itu, matahari menyinari kota dengan sinar lembut, memantulkan kilauan emas di jalanan dan gedung-gedung. Serena duduk di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut jalan, tempat di mana aroma kopi dan roti panggang bercampur menjadi satu. Senyumnya adalah cahaya yang lebih terang dari sinar matahari, menyebar kehangatan ke sekitarnya.
Rifki duduk di seberangnya, tatapan matanya terpaku pada setiap gerak-gerik Serena. Setiap kali Serena tersenyum, jantung Rifki berdegup kencang, seakan ada si
